Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kiblatnya Para Gibol

26 Maret 2018   19:25 Diperbarui: 20 Juli 2018   15:10 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman beribadah tahun lalu (maaf bukan utk ria ya) sebagai contoh. Saat mendarat dibandara haji Jeddah para jamaah harus antri selama 5 jam untuk pemeriksaan imigrasi. Kita dipaksa ikhlas menelan rasa lelah dengan kesabaran walaupun sebenarnya tidak ada kaitan antara lamanya antrian pemeriksaan dengan menjalankan ibadah.

Saat mengambil bagasi, ternyata barang tidak ditemukan. Setelah ditelusuri ternyata bagasinya ngacir ke terminal internasional lainnya. Kita diminta bersikap ikhlas menunggu bbrp hari utk diantar karena sedang beribadah ke tanah suci. Menuju kota Mekkah hanya tersedia transportasi bus, maka kita harus ikhlas menunggu keberangkatan yg agak lama.

Tiba di hotel yg jaraknya sebenarnya tidak begitu jauh dari masjidil haram. Lagi-lagi jamaah harus ikhlas berjalan kaki dibawah terik matahari yg memanggang kepala kalau mau pergi ke Masjidil Haram. Tidak tersedia pavement yg nyaman bagi pedesterian atau kereta commuter subway berpendingin udara menuju Kabah.

Begitu sampai dan akan memasuki pintu gate, lagi-lagi kita diwajibkan harus ikhlas berdesakan dgn jamaah lainnya yg ingin segera masuk melihat Kabah. Laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya bisa masuk ke dalam lorong gate yg sama. Dan pastinya tidak akan ada jamaah yg bentrok seperti para supporter sepak bola.

Lagi-lagi, ketidakprofesionalan selalu dibungkus dengan kata keikhlasan bagi jamaah. Sesama jamaah, keluarga, teman dan handai taulan selalu saling mengingatkan utk sabar dan ikhlas walaupun menghadapi ketidaknyamanan diluar prosesi peribadatan.

Kita tidak pernah menuntut pemerintah setempat menyediakan fasilitas yg lebih memadai karena kecintaan dan keikhlasan kita menjalankan ibadah ke tanah suci. Panasnya terik matahari mestinya dipandang sebagai anugerah ilahi di tanah suci karena dengan teknologi panasnya dapat diubah menjadi energi terbarukan dan tidak berkesudahan sbg energi solar system. Sumber energi yg oversupply tsb dapat menggerakkan turbin pendingin udara dan pembangkit electricity tidak hanya di Masjidil Haram bahkan utk seantero kota.

Melihat bangunan yg mengelilingi Kabah saat ini, pengen rasanya aku membawa para insinyur yg membangun stadion Arena di Munchen, Camp Nou di Barcelona, Wembley atau Old Trafford di Inggris dan San Siro di Milan Italia. Keuangan negara petro dollar dan benefit yg diperoleh dari kunjungan jamaah haji dan umroh sepanjang tahun rasanya tidak sulit utk membiayainya.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Tapi kan gak boleh bagi nonmuslim utk memasuki tanah haram? Kamu jangan ngaco, ini melanggar aturan agama!! Nah untuk hal ini bolehlah diberikan toleransi kawan. Selama para insinyur nonmuslim tsb tidak mengutak-utik Kabah, gak apa-apalah.

Toh saat nabi Muhammad setelah hijrah dari kota Madinah, pulang kembali dan menaklukkan kota Makkah tidak mengusir kaum kafir keluar meninggalkan kota tsb. Mengapa saat ini kita haramkan nonmuslim masuk ke kota Makkah untuk membantu membangun Masjidil Haram yg diharapkan dapat secanggih bahkan lebih canggih dari bangunan stadion terbaik di dunia.

Indonesia dapat sebagai role model, ketika seorang arsitek nonmuslim halak hita bernama Frederich Silaban pada tahun 1951 membangun Masjid Istiqlal yg megah dan terbesar di Asia Tenggara. Hingga kini bangunan masjid tsb masih berdiri anggun dan sangat sejuk bila kita beribadat di dalamnya.

#gibol#allianzarena#umrohhaji#pssi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun