Mohon tunggu...
Herlin Wahyu Anggari
Herlin Wahyu Anggari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya sebatas tulisan yang diketik, untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peringatan Bulan Bahasa di Masa Pandemi

18 Desember 2020   10:56 Diperbarui: 18 Desember 2020   11:36 4838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, peringatan bulan bahasa adalah acara rutin tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Oktober. Acara ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kecintaan bangsa Indonesia terhadap bahasa persatuannya, yaitu Bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa. Tercatat oleh Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada sekitar 718 bahasa daerah di Indonesia pada tahun ini. Belum lagi maraknya penggunaan bahasa asing karena pengaruh globalisasi. Hal ini mengkhawatirkan akan melumpuhkan bahasa persatuan yang tertanam sejak dulu.

Sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 1928, menjadi latar belakang mengapa bulan Oktober menjadi bulan yang disebut-sebut sebagai peringatan bulan bahasa. Putusan Kongres Pemuda II ini, secara resmi dibacakan pada 28 Oktober 1928 dan berbunyi:

"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.Kami Pura dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Kita tidak dapat menutup mata dan memalingkah wajah dalam hal ini. Isi sumpah pemuda pada bait terakhir sudah sangat kuat menjadi alasan mengapa bulan bahasa ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan isi sumpah pemuda. Para pemuda itu, berasal dari banyaknya suku bangsa di Indonesia, mereka menggunakan bahasa yang berbeda-beda. 

Hal tersebut menyulitkan para pemuda untuk dapat memahami arti dan berkomunikasi. Maka dari itu mereka memutuskan untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Dengan hal ini diharapkan pemuda pada masa mendatang dapat melestarikan bahasa persatuan dan menghargai setiap bahasa daerah masing-masing suku bangsa.

Masa pandemi covid-19 ini, telah meresahkan berbagai elemen masyarakat. Segala kegiatan perekonomian dan pendidikan banyak yang lumpuh. Banyak kegiatan yang tertunda atau bahkan dibatalkan pada masa pandemi ini. Sektor perekonomian yang lumpuh mengakibatkan lumpuhnya sektor-sektor lainnya, sebagai contoh sektor Pendidikan. Pandemi ini memaksa para siswa hingga mahasiswa untuk belajar secara daring. 

Mewajibkan seorang akademister memiliki alat penunjang belajar-mengajar seperti laptop dan handphone yang memerlukan banyak kuota internet. Perayaan peringatan bulan bahasa yang rutin dilaksanakan pada bulan oktober melahirkan sebuah masalah baru bagi pemerintah, para guru, penyelenggara acara (osis, bem) hingga lembaga pendidikan di Indonesia. Mengapa? Karena peringatan bulan bahasa tahun ini tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka. 

Acara bulan bahasa biasanya diselenggarakan dengan adanya lomba pidato, teater, pembacaan puisi, menulis cerpen, membuat artikel, hingga kegiatan ringan seperti literasi. Acara yang biasanya diramaikan dengan banyaknya tepuk tangan para penonton dan hadirin, kini tak lagi dapat dijumpai pada peringatan bulan bahasa tahun ini.

Pemerintah bersama dengan segenap pengajar seperti guru dan dosen, tetap melaksanakan peringatan bulan bahasa ini meskipun di tengah masa pandemi covid-19. Seperti yang dilansir Harian Media Indonesia, meskipun secara visual, Kemendikbud tetap mengadakan acara tahunan ini dan acara ini tak kalah meriah dibandingkan acara tahun-tahun sebelumnya. Acara ini disambut positif oleh para peserta.

Pemerintah kali ini mengambil tema Berbahasa untuk Indonesia sehat. Tema ini sebagai perwujudan keinginan seluruh elemen masyarakat di masa panemi covid-19. Indonesia sehat, bukankah itu yang diinginkan seluruh elemen masyarakat? Pada bagian inilah peran bahasa pada masa pandemi, yaitu mewujudkan Indonesia yang sehat.

Terdapat 17 kegiatan peringatan bulan bahasa yang diikuti oleh 11 ribu peserta. Salah satunya adalah Penghargaan Media Massa Cetak. Tujuan penghargaan ini guna mengapresiasi media massa yang secara konsisten menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar, sehingga hal ini memengaruhi penggunaan bahasa pada masyarakat umum yang membaca dan mendengar berita-berita dari media massa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun