Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seni Pembelajaran Daring Perdana di Tengah Sinyal yang Tersendat

28 Agustus 2021   10:53 Diperbarui: 28 Agustus 2021   12:20 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Penulis Parenst Smart untuk Ananda Hebat

Pengalaman seru di Jumat berkah sungguh menggugah. Tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2021 silam. Pagi itu pukul 08.00 wib dijadwalkan saya melaksanakan praktik pembelajaran lapangan siklus pertama secara daring. 

Bagi sekolah-sekolah yang berlokasi di pusat kota pembelajaran daring di era pandemi bukan hal asing lagi. Termasuk dengan kota kecil tempat domisili saya. Para siswa sekolah dasar sekali pun berserta wali murid sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran secara virtual serta segala perangkat yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran online tersebut.

Namun tak begitu halnya dengan sekolah tempat saya mengabdi sebagai seorang pendidik. Sejak pandemi menyapa negeri ini kami memilih pembelajaran luring. Antar jemput tugas ke sekolah dengan jumlah siswa yang datang dibatasi agar tak terjadi kerumunan. 

Menurut sahabat pembaca, mengapa kami tak memanfaatkan pembelajaran daring juga sebagaimana sekolah-sekolah pada umumnya? 

Sebab kondisi siswa kami tidak mendukung pembelajaran daring. Tak banyak dari mereka yang memiliki fasilitas gadget, laptop serta jaringan internet tak sesehat di pusat kota. Kami para pendidik juga tak memaksakan diri terhadap wali murid yang perekonomiannya dominan menengah ke bawah. Bahkan prasejahtera.

Kondisi ini membuat kami para guru mencapai sebuah kesepakatan pelaksanaan pembelajaran luring. Bahkan jika ada hal-hal yang sangat urgen yang mesti disampaikan pada siswa namun komunikasi via telpon sulit dilakukan, kami akan mendatangi tempat domisili siswa yang mesti melewati jalanan berliku dan sepi.

Kondisi seperti ini membuat praktik pembelajaran lapangan siklus 1 yang akan saya laksanakan secara daring membutuhkan perencanaan yang matang. Sepekan sebelum hari H PPL-1 saya mendatangi sekolah dan berkomunikasi dengan pihak sekolah lalu berlanjut menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orangtua siswa.

Membagikan bahan ajar dan LKPD kepada siswa sebelum hari H pelaksanaan PPL 1
Membagikan bahan ajar dan LKPD kepada siswa sebelum hari H pelaksanaan PPL 1
Beberapa hari kemudian saya kembali mendatangi sekolah dan menjelaskan kepada siswa terkait teknis pembelajaran daring. Mereka diarahkan untuk membawa gadget bagi yang memiliki. 

Bagi siswa yang tak memiliki gadget, kami fasilitasi dengan meminjamkan gadget dan laptop saya serta device milik rekan sejawat. Paket internet pun kami fasilitasi bagi yang membutuhkan. Ini tak terlalu sulit karena saya mendapat dukungan penuh dari rekan sejawat di sekolah.

Malamnya latihan pembelajaran daring kembali dilaksanakan. Baru sekadar testing bagaimana masuk class room, mengaktifkan video dan mematikan mikrofon. Aktifitas latihan perdana lumayan menyita energi. Sangat terasa terjadi keriwehan di tengah siswa. Apalagi kondisi sinyal membuat suara yang sampai tak jelas.

Tak menyerah dengan keadaan, hari berikutnya saya kembali mendatangi sekolah. Kembali memberikan pengarahan kepada siswa untuk pelaksanaan pembelajaran daring. Tak lupa menyerahkan bahan ajar dan LKPD. Meminta mereka mempelajari sekilas bahan-bahan yang saya berikan. 

Malamnya saya kembali mencoba latihan pembelajaran daring dengan siswa kelas 6 tersebut. Tak ayal lagi tangis pun pecah menyaksikan room google meeting kejang, suara siswa tak jernih. Berbagai upaya telah dicoba namun hasilnya tetap sama saja.

Keesokan paginya saya mengendarai motor dengan kecepatan tinggi agar sampai di sekolah lebih pagi. Agar dapat mengkondisikan siswa kembali beserta perangkat yang dibutuhkan. 

Perjalana normal untuk sampai ke sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi biasanya memakan waktu 50-60 menit. Namun Jumat pagi silam saya pecah rekor. Dalam waktu 30 menit suara motor yang saya kendarai menderu memasuki arena parkiran sekolah. Seolah lupa bahwa hal itu tak baik untuk saya karena menderita syaraf terjepit.

Pelaksanaan PPL siklus 1 berbasis daring dihadiri oleh dosen pembimbing dan guru pamong
Pelaksanaan PPL siklus 1 berbasis daring dihadiri oleh dosen pembimbing dan guru pamong
Tanpa mengambil kesempatan untuk istirahat sejenak, siswa kelas 6 langsung diarahkan berkumpul di kelas. Mereka kembali diarahkan dan diminta mengambil posisi masing-masing. 

Tanpa banyak prolog saya mengumpulkan gadget dan laptop teman sejawat untuk dipakai dalam PPL siklus 1 berbasis daring ini. Tak ada yang protes dengan aksi sigap saya mengambil segala perangkat teman-teman.

Teman-teman sejawat menatap saya tak berkedip sembari nyeletuk.

"Tenang. Hati-hati. Jangan sampai kamu jatuh."

Saya tak sempat merespon nasehat tersebut. Beberapa orang rekan sejawat dengan sigap mengikuti langkah cepat saya. Bersiaga sekira saya butuh bantuan. Akhirnya PPL-1 pun selesai. 

Dengan penasaran saya segera memutar video PPL yang baru saja dilaksanakan. Menyaksikan kondisi video utuh tawa pun meledak. Kelihatan di sana diawal pembelajaran wajah bu gurunya kaku dan panik. Kelihatan sempat lupa merekam pembelajaran hingga semuanya kembali diulang dari awal.

Suara-suara terdengar begitu ramai. Sebab di sekolah kami telah berlangsung pembelajaran tatap muka normal sejak Senin silam. Bahkan suara saya di dalam video seolah terkalahkan oleh suara guru dari kelas sebelah. 

Terdengar suara teriakan "silau bu" dari siswa karena posisinya dihampiri oleh cahaya matahari pagi. Bahkan di tengah pembelajaran ada yang siswa yang datang tergopoh-gopoh mengabari paketnya habis. Dengan sigap saya mengkondisikan keadaan dan kembali berlari meminjam gadget rekan sejawat lainnya untuk digunakan oleh siswa ini.

Di akhir pembelajaran terdengar teriakan suara anak-anak, "suara bu Herlin hilang." wkwkwk. 

Menyaksikan kondisi video utuh yang tampak begitu lucu tawa pun menggema. Padahal beberapa jam sebelumnya unsur panik masih mengiringi langkah. Namun setelah semuanya selesai muncul kepuasan luar biasa. Sebab segala upaya maksimal telah dijalankan.

Tak perlu risau dengan segala kondisi yang kadang tak sesuai ekspetasi.Hindari penyakit rendah diri. Jangan membandingkan diri sendiri dengan teman-teman yang lain. Karena kapasitas kita berbeda. Syukuri semuanya, ambil hikmah di balik semua ketetapan yang Allah tuliskan untuk kita. Tugas kita hanya memaksimalkan usaha dan doa. Hasil merupakan wilayah Allah sepenuhnya.

Good Luck teman-teman PPG Daljab UNY Angkatan 3 tahun 2021

Sabtu, 28 Agustus 2021, 10.50 WIB 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun