Desa Taskombang di Kecamatan Manisrenggo, Klaten, memiliki kehidupan masyarakat yang kental dengan nuansa pedesaan. Mayoritas warganya menggantungkan hidup dari pertanian dan usaha kecil. Namun, di balik semangat gotong royong yang masih terjaga, masyarakat desa juga menghadapi tantangan di bidang kesehatan dan pengembangan diri.
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi Surakarta, saya berkesempatan melaksanakan program yang menggabungkan dua aspek penting: pengenalan teknologi alat pra-diagnosa kesehatan dan edukasi tipe kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator).
Teknologi Sederhana untuk Deteksi Kesehatan
Tidak dapat dipungkiri, akses kesehatan di desa masih terbatas. Banyak warga baru memeriksakan diri ke tenaga medis ketika sakit sudah parah. Karena itu, kami memperkenalkan inovasi alat pra-diagnosa kesehatan sederhana, seperti QRMA digital, Hand Accupuncture digital, dan Hydrogen Rich Water.
Melalui kegiatan pemeriksaan ini, warga bisa mengecek kondisi dasar tubuh, seperti tekanan darah, kondisi lambung, paru-paru, hati dan 38 organ tubuh lainnya. Hasilnya cukup menarik: sebagian besar warga dalam kondisi normal, namun ada beberapa yang menunjukkan gejala asam lambung (GERD) akibat pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan pedas. Dari sini, warga mulai lebih sadar pentingnya menjaga pola makan sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan meski hanya dengan alat sederhana.
MBTI: Mengenal Diri, Meningkatkan Kerja Sama
Selain kesehatan fisik, pembangunan masyarakat juga perlu menyentuh sisi psikologis. Di sinilah edukasi MBTI hadir. MBTI adalah metode populer untuk memahami tipe kepribadian seseorang, bagaimana mereka berpikir, berinteraksi, dan mengambil keputusan.
Dalam simulasi yang kami lakukan bersama mahasiswa KKN dan pemuda desa, hasilnya cukup unik: semua anggota KKN ternyata memiliki tipe introvert, mulai dari INFP, INTP, ISTP, ISTJ, hingga ISFP. Temuan ini membuat kami semakin paham bahwa introvert pun bisa bekerja sama dengan baik, asal saling memahami perbedaan karakter.
Bagi pemuda desa, pemahaman tentang MBTI diharapkan bisa membantu mereka menemukan cara belajar, bekerja, dan berinteraksi yang sesuai dengan kepribadiannya.
Penutup: Harapan untuk Desa Taskombang
Program ini membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus rumit. Dengan alat sederhana dan pendekatan psikologi yang aplikatif, masyarakat bisa mendapatkan manfaat nyata: kesehatan lebih terpantau, komunikasi lebih baik, dan potensi diri lebih tergali.
