Mohon tunggu...
Heri Kurniawansyah
Heri Kurniawansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pemimpi

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Legacy yang Tertunda

13 April 2020   11:07 Diperbarui: 13 April 2020   16:07 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pak Jokowi memenangkan pertarungan pada Pilpres periode keduanya, maka justifikasi Jokowi akan meninggalkan legacy yang paling monumental di negeri ini semakin kuat. 

Hal tersebut terbaca dalam narasi kampanye, deskripsi media, persepsi politik, serta visi-misinya yang telah terdeskripsi di berbagai ruang publik, dan tentunya dengan dukungan penguatan formulasi anggaran yang sudah mantap, termasuk anggaran untuk ibu kota baru, dan legacy monumental lainnya.

Penulis juga menjadi optimis untuk itu, sebab beliau hanya akan melanjutkan berbagai proyek-proyek yang tertunda di periode sebelumnya. Rasa optimis itu juga mengharu biru terpancar dari para pendukungnya di belahan Nusantara ini. 

Apalagi secara tegas Jokowi mengatakan bahwa "saya sudah tidak punya beban politik di periode ini", itu artinya bahwa Jokowi akan semaksimal mungkin menghabiskan masa jabatannya dengan legacy-legacy terbaik, agar namanya selalu terkenang oleh generasi yang akan menikmati pembangunan itu. Sehingga sejarah akan mencatat dengan narasi bahwa "ini dibangun di era Jokowi, terimakasih pak Jokowi, dan seterusnya". Itulah peradaban manusia ang dimaksud.

Namun, nampaknya ujian terberat di tahun pertama pada periode keduanya adalah ujian terberat sepanjang sejarah dari seorang presiden. Tidak hanya di Indonesia, belahan dunia lainya pun sama. 

Covid-19 telah mengubah cara pandang kebijakan dalam membangun negeri ini. Sebagai bahan perbandingan, berbagai negara maju pun sudah mulai keteteran menghadapi pandemi dunia ini, apalagi negara dunia ketiga sekelas Indonesia ini, yang dimana determinan anggaran dan resource adalah penentunya.

Perencanaan matang yang tertuang dalam RPJMN adalah proyek lima tahunan yang akan dieksekusi melalui skema APBN, termasuk dana perimbangan ke setiap daerah (DAK dan DAU), beserta dana desanya. Begitulah niat awalnya, begitulah rencana konkritnya, sehingga pada akhir masa jabatannya nanti, legacy itu sudah akan sangat nampak terlihat.

Namun, rasa-rasanya niat itu harus dibelokkan pada perspektif intuisi presiden dalam meninggalkan "legacy of social" ketimbang "legacy pembangunan" yang monumental. 

Pandemi ini tentu akan merubah skema kebijakan anggaran yang bersifat tidak terduga, yang selanjutnya secara otomatis pula akan merubah skema pembangunan yang sudah direncanakan secara matang tersebut. Itu artinya, skema perencanaan pembangunan menjadi berubah secara total dengan cara memangkas skema-skema pada program-program strategis lainnya, salah satunya adalah dana abadi pendidikan.

Wujud dari perubahan skema tersebut bisa terlihat pada penurunan DAK, sehingga secara signifikan pula APBD terkena dampaknya, pada akhirnya proyek-proyek strategis Pemerintah Daerah akan berkurang. 

Dengan tertunda dan berubahnya skema pembangunan di berbagai daerah, maka sudah barang tentu iklim pembangunan secara nasional akan berubah. Itu artinya, narasi lantang terhadap kampanye pembangunan menjadi berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun