Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ulama di Indonesia Komitmen Mendorong Kerukunan dan Perdamaian

14 Desember 2018   07:48 Diperbarui: 14 Desember 2018   08:01 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerukunan Beragama - sebarr.com


Kerukunan di Indonesia pada dasarnya sudah ada sejak dulu. Jauh sebelum Indonesia merdeka. Kerukunan merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Indonesia. Dan penyebaran nilai-nilai kerukunan dan toleransi ini tak bisa dilepaskan dari peran ulama. Karena ulamalah, Indonesia berkembang menjadi negara yang saling menghargai, saling tolong menolong dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. 

Sikap positif yang dicontohkan para ulama, membuat masyarkat selalu menghormati dan mengikuti apa kata ulama. Ulama seringkali menjadi penuntun bagi masyarakat. Karena itulah, ulama mempunyai kedudukan yang kuat di tengah masyarakat.

Namun, ulama juga manusia. Terkadang juga bisa melakukan kesalahan. Pada titik inilah kita harus saling mengingatkan. Karena tidak sedikit di era sekarang ini mereka menyebut dirinya sebagai ulama, tapi ucapan dan perilakunya justru tidak memberikan contoh yang baik. Bahkan, mereka juga mengajak semua pengikutnya untuk memasuki area politik. 

Tidak ada yang salah sebenarnya. Namun jika agama sudah digunakan alat untuk meraup dukungan suara, tentu sangat disayangkan. Kenapa? Karena pada dasarnya semua orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan hak politiknya.

Ulama mempunyai peranan yang penting di tahun politik ini. Bukan untuk mengajak pengikutnya untuk memilih si A atau si B. Ulama harus memberikan pemahaman kepada masyarakat, untuk bisa memanfaatkan hak pilihnya secara benar. Ulama juga harus tetap mendorong masyarakat untuk mengedepankan kerukunan dan toleransi di tahun politik. Hal ini penting karena ujaran kebencian dan berita bohong terus menyebar, dan berpotensi bisa membuat masyarakat bingung dan terprovokasi.

Ketika memasuki tahun politik, entah itu pada pilkada serentak tahun kemarin, hingga menjelang pilpres dan pileg pada 2019 mendatang, sudah terjadi beberapa kali aksi massa yang mengatasnamakan ormas keagamaan. Aksi yang diklaim sebagai bentuk reuni ini, seringkali disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk menggalang dukungan politik. Ada juga beberapa ulama yang terlibat dalam aktifitas dukungan politik ini. 

Dari kacamata hak asasi, hal itu merupakan bentuk dari hak politik ulama tersebut. Namun, jika orang yang mengatasnamakan dirinya ulama, lalu mengajak semua orang memilih seseorang dan menjelekkan pihak yang lain, tentu hal semacam ini semestinya tidak terjadi.

Ulama, tokoh masyarakat, tokoh politik atau tokoh-tokoh yang lain, dan kita semua, mempunyai kewajiban untuk terus mendorong terciptanya dan terjaganya kerukunan antar umat. Nilai toleransi yang tercermin dalam tradisi budaya kita harus selalu kita jaga. Ujaran kebencian dan berita bohong yang terjadi saat ini, merupakan bukanlah nilai-nilai yang diajarkan para ulama dan nenek moyang kita. 

Ketika Wali Songo masuk ke tanah Jawa, tidak pernah sama sekali memaksa masyarakat untuk memeluk Islam. Tidak pernah juga menilai masyarakat non muslim dengan sebutan kafir, penista agama atau yang lainnya. Karena Islam mampu merangkul keberagaman, Islam bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.

Ketika zaman penjajahan, para ulama mengajak masyarakat untuk bisa merebut kemerdekaan. Karena pada dasarnya Allah menciptakan setiap manusia dalam keadaan merdeka. Dari era Pangeran Diponegoro, hingga KH Hasyim Asyari, selalu mendorong terciptanya perdamaian dan kerukunan. Karena pada dasarnya Islam tidak pernah menghendaki yang namanya permusuhan. 

Di era milenial seperti sekarang, tentu juga masih banyak ulama yang selalu mendorong terciptanya perdamaian. Bahkan, ada juga ulama yang aktif di medsos untuk memberikan pesan-pesan kedamaian, agar masyarakat bisa menjadi masyarakat yang mengedepankan perdamaian dan toleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun