Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kerja Remote Tapi Hidup Mepet: Apakah WFH Buat Kita Makin Boros?

5 Juli 2025   20:00 Diperbarui: 5 Juli 2025   18:11 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mengira WFH = lebih irit. Faktanya, tanpa sadar kita belanja lebih banyak, makan lebih sering, dan waktu kerja makin kabur batasnya.


WFH Bukan Selalu Hemat: Ini Pengeluaran yang Diam-Diam Membengkak

Ongkos transportasi memang berkurang, tapi muncul biaya-biaya "sepele" yang menumpuk: pesan kopi karena suntuk, langganan apps, listrik melonjak, hingga belanja online karena iseng scroll saat "break".

Kita jadi lebih impulsif karena ruang kerja dan ruang santai menyatu.

 Saat bosan, dompet yang dikuras, bukan stres yang dikelola.

Work From Home, Work From Guilt: Antara Tanggung Jawab dan Burnout

Bekerja dari rumah sering kali bikin kita merasa harus "selalu online" sebagai bukti produktivitas. 

Akibatnya? Jam kerja molor, istirahat tidak menentu, dan burnout hadir diam-diam.

Ironisnya, karena semua serba di rumah, rasa bersalah untuk rehat justru meningkat. 

Kita jadi pekerja multitugas: sambil kerja, sambil jaga anak, sambil masak. Kapan pikiran benar-benar tenang?

Hidup Gaya Freelancer, Tapi Finansial Tidak Dikelola

Banyak yang menikmati kebebasan gaya kerja remote, tapi lupa bahwa pemasukan dan pengeluaran harus diatur lebih ketat.

 Makan di kafe coworking, langganan alat kerja, bahkan dekorasi meja kerja pun jadi ladang konsumsi.

WFH sering menjebak kita untuk tampil seolah "sukses" di media sosial, padahal realitas finansialnya tak semanis yang di-posting.

Refleksi: Hemat atau Hanyut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun