Banyak yang mengira WFH = lebih irit. Faktanya, tanpa sadar kita belanja lebih banyak, makan lebih sering, dan waktu kerja makin kabur batasnya.
WFH Bukan Selalu Hemat: Ini Pengeluaran yang Diam-Diam Membengkak
Ongkos transportasi memang berkurang, tapi muncul biaya-biaya "sepele" yang menumpuk: pesan kopi karena suntuk, langganan apps, listrik melonjak, hingga belanja online karena iseng scroll saat "break".
Kita jadi lebih impulsif karena ruang kerja dan ruang santai menyatu.
 Saat bosan, dompet yang dikuras, bukan stres yang dikelola.
Work From Home, Work From Guilt: Antara Tanggung Jawab dan Burnout
Bekerja dari rumah sering kali bikin kita merasa harus "selalu online" sebagai bukti produktivitas.Â
Akibatnya? Jam kerja molor, istirahat tidak menentu, dan burnout hadir diam-diam.
Ironisnya, karena semua serba di rumah, rasa bersalah untuk rehat justru meningkat.Â
Kita jadi pekerja multitugas: sambil kerja, sambil jaga anak, sambil masak. Kapan pikiran benar-benar tenang?
Hidup Gaya Freelancer, Tapi Finansial Tidak Dikelola
Banyak yang menikmati kebebasan gaya kerja remote, tapi lupa bahwa pemasukan dan pengeluaran harus diatur lebih ketat.
 Makan di kafe coworking, langganan alat kerja, bahkan dekorasi meja kerja pun jadi ladang konsumsi.
WFH sering menjebak kita untuk tampil seolah "sukses" di media sosial, padahal realitas finansialnya tak semanis yang di-posting.