Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laskar Jawi: Jejak Nusantara yang Mengakar di Afrika Selatan

5 Juni 2025   18:58 Diperbarui: 5 Juni 2025   18:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Dok https://khazanah.republika.co.id/berita/okdb17313/jejak-islam-di-cape-town

Islam menjadi jangkar budaya. Tuan Guru dan generasi penerusnya membangun sekolah-sekolah agama, masjid, dan komunitas belajar yang tak hanya mengajarkan iman, tapi juga harapan. 

Nama-nama mereka yang masih kita dengar hari ini---Latief, Abdurahman, Jawi---adalah jejak diaspora yang menolak dilenyapkan oleh sejarah kolonial.

"Identitas bukan soal tempat asal, tapi tentang warisan yang kita jaga."

Dari Bo-Kaap ke Nusantara: Warisan yang Harus Kita Ingat

"Jika sejarah ditulis oleh pemenang, maka kami menulisnya ulang lewat ingatan."

Bo-Kaap hari ini bukan sekadar destinasi turistik penuh bangunan warna-warni. Ia adalah ruang hidup dari komunitas yang telah berabad-abad bertahan dari pengasingan, marginalisasi, dan globalisasi.

Di antara aroma rempah yang masih akrab dengan lidah orang Indonesia, kita menemukan cermin tentang siapa kita dan bagaimana sejarah bergerak tanpa peta tunggal. Makanan seperti samoosa dan bredie bukan sekadar kuliner lokal; ia adalah bukti bagaimana para Jawi mencampurkan ingatan, cita rasa, dan tradisi dalam bentuk yang lestari.

Sayangnya, di Indonesia sendiri, nama-nama seperti Tuan Guru, atau istilah "Cape Malays", nyaris tak dikenal. Padahal mereka adalah bagian dari kita---cabang dari pohon besar Nusantara yang tumbuh di tanah asing.

Mengingat mereka adalah mengingat bahwa bangsa kita tak hanya dibentuk oleh apa yang terjadi di tanah air, tapi juga oleh diaspora, pembuangan, dan perlawanan di tanah jauh. Warisan mereka bukan hanya milik Afrika Selatan. Ia milik kita juga.

Refleksi atas sejarah para Jawi adalah pengingat bahwa identitas bisa diasingkan, tapi tak pernah bisa dipadamkan.

Sahabat Kompasiana

Jangan biarkan kisah mereka terkubur dalam diam. Bagikan artikel ini, dan mari kita hidupkan kembali jejak Laskar Jawi---warisan Nusantara yang bertahan melintasi samudra dan waktu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun