Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelacur-pelacur Politik Dalam Nikmat Tak Kuasa Ditampik

21 Februari 2025   05:40 Diperbarui: 21 Februari 2025   05:54 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelacur-pelacur Politik Dalam Nikmat Tak Kuasa Ditampik

Tawa terbahak pecah di ruang anggota dewan
tak ambil pusing perihal amanat penderitaan rakyat
jelata yang acapkali menanggung berat beban
putusan-putusan milik para pemangku kekuasaan

Pelacur-pelacur politik binal ekor mata mendelik
menjaja harga diri sedemikian murah demi rupiah
menjual selembar kuasa tak pro
wong susah
hidup bermegah-megah di tengah hela nafas rakyat terengah

Tak jengah nasib sekian juta jelata dipertaruh di meja kerja
namun lacur apa yang terjadi
rakyat dikangkangi dikhianati
janji tinggallah janji seperti bulir-bulir embun pagi
menguap lenyap dibakar sebilah pedang matahari

Pelacur politik tak ada urat malu
tersingkap busana maka
terpampanglah molek semolek
tampuk kuasa
dalam selubung nikmat orgasme di dahaga politik
bangkitkan tetesan liur
tulang belulang jelata dibuat remuk hancur

Di balik selangkangan politik
ada runtah ada nanah
ada borok dan ada bobrok
nikmat yang tak kuasa ditampik
pikirnya di kepala usahlah
menjadi manusia munafik
nasib wong cilik bak ditentukan di atas dadu penguasa

Dadu-dadu yang dilempar jatuh
namun tak kunjung diraih
lentik jemari dewi keberuntungan
dari waktu ke waktu
tetaplah sama rakyat mengunyah remah-remah susah
pelacur politik hilang mahkota harga diri hilang sekerat nurani

Jakarta,
HVS

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun