Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Lagi Bengal

10 April 2023   13:22 Diperbarui: 10 April 2023   13:26 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Mh B@Pinterest.com

Tak Lagi Bengal

Katamu
"kita adalah penyintas waktu, berpacu dengan hari- hari yang keras. Bertikai dengan kenyataan, rontokan raga, mengelupas jiwa".

Masih ujarmu
"kita tak ubahnya dua batang baja, yang tengah ditempa. Disulut api hingga memerah. Semerah darah mengalir di nadi- nadi kita".

Ucapmu
"Hidup adalah gema keberanian, kerap menggedor tembok-tembok sukma. Menghantam sisi lemah hingga lumpuh mematah sepasang kakinya".

Dan masih tuturmu
"Dunia yang kita pijak keras tak kenal belas kasihan. Dan kita tandai rupa orang-orang acap kali tak memanusiakan kelas bawah".

Apapun itu... ini dunia kita kendati kita pernah terperosok, di lubang dalam. Pekat dan berbau busuknya comberan. Namun kita bisa bangkit dan keluar dari sana.

Jalan pekat
Benak hitam
lorong kelam
sayonara masa silam

Kini kita melangkah bersama
menjejak aspal tak lagi Bengal

H 3 R 4
Jakarta 10/04/2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun