Tak Lagi Bengal
Katamu
"kita adalah penyintas waktu, berpacu dengan hari- hari yang keras. Bertikai dengan kenyataan, rontokan raga, mengelupas jiwa".
Masih ujarmu
"kita tak ubahnya dua batang baja, yang tengah ditempa. Disulut api hingga memerah. Semerah darah mengalir di nadi- nadi kita".
Ucapmu
"Hidup adalah gema keberanian, kerap menggedor tembok-tembok sukma. Menghantam sisi lemah hingga lumpuh mematah sepasang kakinya".
Dan masih tuturmu
"Dunia yang kita pijak keras tak kenal belas kasihan. Dan kita tandai rupa orang-orang acap kali tak memanusiakan kelas bawah".
Apapun itu... ini dunia kita kendati kita pernah terperosok, di lubang dalam. Pekat dan berbau busuknya comberan. Namun kita bisa bangkit dan keluar dari sana.
Jalan pekat
Benak hitam
lorong kelam
sayonara masa silam
Kini kita melangkah bersama
menjejak aspal tak lagi Bengal
H 3 R 4
Jakarta 10/04/2023