Ketika Diri dipecundangi
Hempas pantat
di atas bangku bambu
derit rindu turut menjerit
rasaku seperti gelas kaca
hanya menyisa setengah
seruputan kesedihan
kutelan hingga kembung
selalu saja di ujung
deret bilah-bilah bambu
dipantek runcing paku
aku rasakan amat ngilu
di antara helai gesek daun
mencipta gema manis
simfoni melankolia
bawa serta aksara jiwa
berjatuhan di tubuh sunyi
serta menggamit
kedua lengan khayal
laksana serpihan
debu berputar-putar
di jagad raya terpelanting
hingga kembali luruh ke Bumi
kopi dan ilusi karib sejati
ketika diri dipecundangi
H 3 R 4
Jakarta, 01/04/2023
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!