Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Tercabik

12 Oktober 2022   06:06 Diperbarui: 12 Oktober 2022   06:11 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: John Jones @Pinterest.com

Mawar Tercabik

Perempuan itu tak ubahnya
setanqkai mawar merah
merekah indah helai kelopaknya

Teramat ranum dan molek
menanti saat tuk dipetik
masihlah amat lugu dan belia

Mekar dan bertumbuh
seiring tubuh mulai padat berisi
sebagaimana jelang mendewasa

Ia kerap ceria serta
rekahkan seulas senyum
pada seraut wajah semesta

Nikmati saat-saat bertumbuh
hingga kelak dipetik jemari takdir
yang menggelitik benak

Namun tak disangka tak dinyana
keindahan ragawi terinjak
buat tubuh jiwa koyak

Dan tak kuasa berteriak
di antara nafas memburu
memahat secodet keliru

Lengan durjana terjulur
dituntun kelebat benak kotor
penuhi sampah di beranda kepala

Mawar merah pun tercabik
hingga helai kelopak ragawi rontok
kasar dipreteli satu demi satu

Lalu Mawar hanya dapat
pecahkan air matanya dan
lelehkan kesedhan sederas hujan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun