Agustus yang Basah Oleh Doa-doa
Daun waktu menguning
rebah dan terbaring di atas
kening bumi mencium lembut
dalam pagut teramat melankolia
Ditangkap mata bathin
semesta seakan turut serta
menguntai bulir-bulir doa dan
dilangitkan di khusyuk panjang
Jarum waktu berputar
patah sehingga menekuk
terbungkuk di sela haru biru
di Agustus yang basah oleh doa
Cantik tiada memudar
bijaksana yang tak terampas
memahkotai sepotong jiwa sahaja
penuh kasih merengkuh dengan doa
Kau yang selalu
memelukku amat lembut
mengelus dengan jemari sabar
mengajariku memintal benang tegar
Kau yang tak pernah
sedikit pun berkeluh kesah
perihal sukar layaknya belukar
yang mengikuti perjalanan hidup
Kau yang tiada pernah
menaruh sebulir kesumat
di atas luka-luka jiwa tersayat
di atas sorot mata penuh penghinaan
Kau yang kerap
lunakah keras jiwaku
padamkan api amarahku
lantas menenggelamkannya
Di telaga bening
kasihmu yang tak pernah
surut dan kering kerontang
di sorot mata teduhmu kutemukan
Kasih sayang yang tiada batas
hingga kelak aku berhenti bernafas
engkaulah sang peluluh kerasnya
sebongkah jiwaku laksana karang