Mohon tunggu...
Heny Fadia
Heny Fadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional/Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Heny is undergraduate student from International Relations. Heny is humble and down to earth person, interest about social things and culture.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Era SBY

5 Oktober 2022   12:23 Diperbarui: 5 Oktober 2022   12:31 2634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Slogan ini diimplementasikan untuk menjaga dan meningkatkan reputasi Indonesia di mata Internasional, dengan menunjukkan adanya sikap netral.

Misalnya dengan perjanjian free market dengan Jepang, India dan China. Indonesia memanfaatkan keikutsertaannya di forum-forum internasional sebagai salah satu upaya meningkatkan sektor perekonomiannya di kawasan Asia Pasifik yakni APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation). 

Terlihat saat era SBY yang memberikan grasi kepada para narapidana kasus Schapelle Corby, seorang warga Australia yang membawa ganja 4,2 kg di Bali. Hal tersebut bertujuan untuk adanya timbal balik terhadap WNI yang berada di Australia.

Selain itu, pencapaian Indonesia berdasarkan slogan "Thousand Friends Zero Enemy" dapat terlihat dengan bergabungnya Indonesia pada G20. Hal tersebut menjadi jembatan baru untuk Indonesia dalam menerapkan implementasi politik luar negeri bebas aktifnya. Bergabungnya Indonesia pada G20 dapat meningkatkan citra dan dapat memiliki akses yang lebih mudah untuk bermitra dengan negara-negara lain.

Pada era SBY Indonesia juga menerapkan dynamic equilibrium. Dynamic equilibrium atau keseimbangan dinamis ini berangkat dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tujuannya untuk membangun kawasan yang lebih stabil dan damai. 

Di dalam dynamic equilibrium terdapat dimensi kepentingan ekonomi Indonesia yang dapat menguntungkan apabila dirumuskan dan dibuat dengan kebijakan luar negeri yang konkrit.

Hal ini dibuktikan dengan tidak memihaknya Indonesia terhadap salah satu kubu, baik Amerika Serikat atau China, meskipun kawasan Natuna yang cukup memanas. Hal demikian dipilih Indonesia guna menghindari adanya ketegangan regional secara langsung, dengan tetap memilih untuk bermitra secara strategis atau komprehensif.

Mengenai aspek intellectual leadership Indonesia, ditunjukkan dalam perdebatan tentang regional architecture building guna menciptakan kawasan Asia Pasifik yang lebih stabil, damai dan sejahtera Indonesia berdasarkan pada dynamic equilibrium dimana ASEAN menjadi pemeran utama di kawasan Asia Pasifik. Pada era SBY dibuktikan dengan adanya perluasan keanggotaan dari East Asia Summit dengan diterimanya Amerika Serikat dan Rusia secara bersamaan.

Di sisi lain, hal yang paling menonjol saat era kepemimpinan SBY yakni membaiknya dan terjadi peningkatan kerjasama ekonomi dengan Israel. Meskipun Indonesia mendukung penuh kemerdekaan dari Palestina, tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat meningkatkan perekonomiannya dengan Israel pada era SBY.

Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya data dari situs pemerintah melalui kementerian perdagangan, bahwa nilai ekspor-impor Indonesia dan Israel sebagai kerjasama yang kecil. Pada tahun 2012 terlihat bahwa nilai ekspor dan impor berdasarkan neraca perdagangan menyentuh nominal 192 juta dollar.

Meskipun kerjasama kedua belah dianggap tidak selayaknya dilakukan, karena mengalami banyak pertentangan dan desakan dari pihak internal tidak menjadikan kebijakan oleh SBY ini dilihat sebelah mata, karena dibalik itu semua implementasi kebijakan SBY dirasa sangat efektif dan meningkatkan citra Indonesia di dunia Internasional terus meningkat. Hal tersebut sesuai dengan yang penulis jabarkan diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun