Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkah paling besar dalam kehidupan.....

24 Juli 2015   13:42 Diperbarui: 24 Juli 2015   13:42 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiada berkah yang lebih besar daripada kehadiran seorang Master, seorang Guru sejati dalam kehidupan ini. Ini hanya berlaku bagi seseorang yang telah memahami tujuan keberadaannya di atas bumi. Bagi pejalan spiritual sejati, kehadiran seorang True Master atau seorang Guru Sejati untuk senantiasa mengingatkan, adalah sangat utama. Guru berarti ia yang mengusir kegelapan. Kegelapan berarti ketidaktahuan akan tujuannya ada di bumi ini. Disinilah peran seorang guru yang berbadan amat sangat dibutuhkan.

Mungkin, banyak orang yang mengatakan bahwa kehadiran guru yang bertubuh tidak dibutuhkan. Pendapat ini sah-sah saja. Bukankah jika belum merasa butuh kehadiran sosok guru yang berbadan juga okey2 saja. Tidak ada yng salah. Bukan kah semua hanya anggapan atau persepsi diri sendiri.

Namun demikian, ada hal yang patut direnungkan. Benarkah kita bisa jumpa dengan seorang guru yang tanpa badan? Ataukah itu hanya ilusi diri sendiri yang 'merasa' sudah bisa? Hati-hati dengan permainan Nya. Dia Sang Maha Ilusi. Dia sangat senang mengaburkan pandangan agar kita tetap bermain di panggung sandiwara Nya. Dia tidak ingin toko dunia tutup. Sesungguhnya Dia tidak ingin panggung sandiwara yang namanya dunia atau bumi ini usai. Oleh karena itulah, banyak orang yang diberikan mainan maya.

Kehadiran seorang Guru yang telah mengalami sangat penting. Komunikasi melalu mulut dan interaksi energi sangat membantu kita lepas dari Sang Maha Pencipta Ilusi. Yang berbicara melalui seorang True Master juga Dia. Sungguh pintar dan cerdik Engkau Sang Maha Sutradara. Engkau suka sekali bermain petak umpet. Sesaat Engkau memberitahu bahwa tidak dibutuhkan Guru Sejati. Di lain saat, Engkau hadir dalam diri seorang True Master bahwa tanpa Guru Sejati, kita akan terjebak dalam permainan ilusi Mu.

Bagaimana kita tahu bahwa orang itu seorang Guru Sejati?

Sangat mudah temans.....

Bukalah hati kita dalam setiap keadaan.....

Kehadiran seorang Guru Sejati atas panggilan kita. Dia tidak akan hadir tanpa keterbukaan diri kita. Dia hadir ketika kita sudah siap menerima panduan dari Dia. Dia akan mewujud dalam diri seorang 'manusia'. Dengarkan dan perhatikan, apakah yang disampaikan bernuansakan universal. Universal dalam arti bukan untuk golongan, kelompok atau diri. Tetapi panduan yang diberikan semata untuk terjadinya peningkatan kemuliaan bathin. Kemuliaan Jiwa untuk bisa bersatu dengan Sang Jiwa Agung.

Namun sering kali ego yang menutup diri kita sehingga tidak mau melakukan yang diperintahkan. Inilah keangkuhan diri. Inilah kebodohan yang justru menutup sehingga tidak terjadi pemekaran kuncup menjadi bunga yang indah. Rasa curiga dan apriori disebabkan conditioning ciptaan lingkungan. Sering sekali, orang sekitar kita menanamkan pemahaman semata untuk memuja ego kita. Bukannya semakin baik bagi tumbuh kembangnya evolusi kesadaran, justru sebaliknya pembesaran ego dengan pujian membunuh peluang untuk bunga kesadaran mekar.

Banyak orang terjebak, baru sedikit lebih tahu saja sudah merasa bisa jadi guru. Kita lupa bahwa seorang nabi tercipta bukan atas keinginannya sendiri. Seorang guru tercipta bukan karena pujian dari orang sekelilingnya. Seorang pemimpin sejati tercipta karena tempaan derita. Bukan karena pujian dari sekelompok orang.

Seorang True Master senantiasa berbagi keceriaan dan kebahagiaan. Mereka berbagi pengalaman. Dan yang seringkali ditolak oarng adalah bahwa seorang master selalu men-jewer telinga kita. Sentilan penuh lasih agar kita tidak terjebak di dalam lumpur ketidasadaran. Bisa kah hal ini dilakukan oleh seorang yang katanya guru tanpa tubuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun