Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bumi Juga Makhluk Hidup

28 Oktober 2020   09:17 Diperbarui: 28 Oktober 2020   09:25 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bumi makhluk hidup? 

Bumi Makhluk hidup yang selama ini kita abaikan Kita anggap bahwa bumi bukanlah jenis organisme yang hidup. Ini suatu pemahaman yang betul-betul keliru. Saya sering melihat kiriman seseorang di media sosial bahwa bumi pun bernapas. Dan di atas segalanya, dari manakah sumber kehidupan tanaman?

Selama ini kita abai, bahkan sering memperlakukan semena-mena ibu Bumi. Dalam tradisi leluhur kita dikenal dengan sebutan Ibu Pertiwi; Pertiwi atau dari bahasa aslinya Prativi menghidupi yang ada di atasnya, bahkan di dalam bumi.

Pertahanan Diri 

Sebagai makhluk hidup, Ibu Pertiwi mau tidak mau suka tidak suka seringkali harus melakukan pertahanan diri atau self defense. Hal tersebut yang kita kenal sebagai bencana alam. Peringatan demi peringatan dari Ibu Bumi makhluk hidup dilakukan dalam bentuk atau rupa bencana alam. 

Bahkan mungkin dalam bentuk pandemi seperti saat ini; Covid 19. Mungkin yang jadi pertanyaan besar adalah: 'Mengapa begitu kejam?'

Bukanlah kejam, tetapi sesungguhnya bentuk kasihNya. Dia mengingatkan kita bahwa bila yang kita perbuat hanya semata untuk mengumbar hawa nafsu keserakahan, maka perlu adanya peringatan agar tidak semakin merusak bumi. Karena bila tidak diberikan peringatan dalam bentuk bencana, kerusakan semakin parah. Akibatnya? Semakin banyak manusia yang akan mengalami penderitaan. Dengan kata lain, lebih baik sebagian kecil daripada kerusakan semakin besar akan merugikan labih banyak.

Cinta

Menarik sekali kutipan dari buku Narada Bhakti Sutra by Anand Krishna:

"(Kasih di dalam dirimu), membahagiakan para leluhur dan dewa. Bumi pun ikut bergembira, karena menemukan seorang penyelamat di dalam dirimu."

Kasih membebaskan manusia dari beban masa lalu. Kasih menjamin masa depan "umat manusia". Tanpa kasih, hancurlah dunia kita. Dengan kasih, terselamatkanlah alam semesta.

Seorang pencinta tidak perlu "berupaya" untuk menyelamatkan dunia. Alam semesta terselamatkan karena cintanya. Kehadirannya di tengah keramaian dunia sudah cukup untuk menjamin keselamatan kita semua.

Ya manusia yang memiliki kasih bagi semua makhluk, termasuk memahami bahwa bumi makhluk hidup juga akan terus mengingatkan mereka yang belum juga sadar akan hal ini. Leluhur kita yang dianggap penyembah berhala; animisme amat sangat Sadar akan pentingnya menjaga kelestarian bumi.

Singkat kata, kembangkan rasa kasih dalam diri masing-masing, maka bumi pun terselamatkan degan sendirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun