Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjara Manusia

4 Juni 2020   17:21 Diperbarui: 4 Juni 2020   17:27 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjara Manusia

Penjara Manusia bukanlah sebagaimana yang kita kenal saat ini, jeruji besi. Tetapi pikiran dan perasaan atau mind kitalah sesungguhnya penjara manusia. Dan yang lebih menyedihkan lagi, kita sering menuduh atau mengatakan Tuhan yang menyengsarakan kita.

Ketika hewan dalam diri kita dilepaskan secara bebas seperti gambar di atas, saat itulah kita mengurung kemanusiaan kita dalam penjara. Dengan kata lain, yang kita umbar atau bebas lepaskan adalah sifat hewaniah kita. Bahkan lebih parah lagi' keserakahan kita.

Pendidikan

Tujuan utama atau paling tinggi pendidikan adalah menjadikan kita sebagai MANUSIA. Adalah kesalahan kita semua ketika mengartikan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menjadi pintar untuk mendapatkan gelar sehingga bisa sukses hidupnya bila uang atau harta melimpah ruah. Dalam hal konotasi sukses pun belum tepat.

Dan ketika pendidikan salah arahnya, maka tidak pelak lagi yang disebut budaya pun menjadi salah Arah. Dan bila kita amati tayangan televisi pun sekarang sudah jauh dari arah pendidikan yang utuh. Semuanya dilandasi materi; inilah era Kaliyuga.

Melawan?

Seringkali saya mendengar bahwa 'Kita melawan Virus Corona...'

Sesungguhnya yang kita lawan bukanlah si Virus, tetapi kebodohan kita. Karena virus itu muncul sebagai akibat ulah kita; karma.  Sehingga solusinya bukanlah di luar diri, tetapi mengubah cara atau pola makan kita. Kita konsumsi makanan tidak untuk menunjang kehidupan, tetapi melawan dengan kodrat kita. Diet kita tidak lagi selaras dengan alam. Inilah kasih.

Dengan konotasi seperti ini, kita tidak akan bisa memperbaiki diri sendiri. Karena kita selalu melihat ke luar diri, tidak pernah akan bisa melakukan introspeksi diri. Sama saja pengan kita tidak pernah bisa belajar dari sejarah. Tidak mengherankan bila terus saja ada masalah.

Persiapkan Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun