Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pentingnya Amalan-amalan Hati

4 Mei 2024   05:08 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by iStockphoto via Kompas.com

Bagi umat Islam bulan Ramadan memang sudah lewat. Saat ini bulan Syawalpun hanya tinggal menyisakan beberapa hari lagi. Bagi mereka yang belum menunaikan puasa Syawal masih punya kesempatan untuk menjalaninya. 

Selain puasa ada ibadah yang juga selalu menjadi keseharian umat Islam yaitu Salat 5 waktu, Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Ibadah wajib itu merupakan keseharian kita dalam menyempurnakan pengabdian kepada Allah SWT. 

Ada satu hal yang selama ini kita lupakan yaitu bahwa kebanyakan orang memberi perhatian besar terhadap amalan-amalan dzohir. 

Misalnya banyak yang berusaha untuk bisa salat sebagaimana salatnya Rasulullah SAW. Maka seluruh gerakan-gerakan salat Rasulullah SAW yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih berusaha untuk diterapkannya. 

Sebenarnya hal itu sah saja karena sesuai dengan apa yang pernah Rasulullah sampaikan dalam sebuah hadits. Beliau pernah bersabda : "Salatlah kalian sebagaimana aku salat" 

Namun alangkah baiknya disamping amalan-amalan yang sifatnya lahiriah ternyata ada satu amalan yang lebih utama dari amalan-amalan dzohir yaitu mengamalkan amalan-amalan hati. 

Mungkin sudah banyak orang yang bisa menerapkan dengan sempurna gerakan salatnya sesuai dengan gerakan-gerakan salat Nabi. 

Namun apakah mereka juga memberi perhatian besar terhadap kekhusyu'an dalam salat mereka? Kehusyuan adalah amalan-amalan hati yang kerap terlupakan. 

Mari kita simak sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi bahwa sesungguhnya seseorang selesai dari salatnya dan tidaklah dicatat baginya dari pahala salatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya. (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani). 

Hadits tersebut menegaskan bahwa perbedaan pahala salat tersebut sesuai dengan perbedaan orang-orang yang salat berdasarkan kekhusyu'an dan tadabbur yaitu bacaan salat serta dari perkara-perkara yang mendatangkan kesempurnaan salat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun