Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tantangan Industri Gula dalam Menjaga Lingkungan dan Menunjang Energi Terbarukan

5 Februari 2024   19:41 Diperbarui: 5 Februari 2024   19:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, sebuah Lembaga Riset untuk sarana inovasi industri gula Nasional (Foto Dokumen Pribadi). 

Begitu pula industri gula selalu ada di depan dalam menunjang energi terbarukan melalui penerapan diversifikasi produknya. 

Pabrik Gula, akrab dengan sebutan singkat PG, dalam proses produksinya akan menghasilkan limbah berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas. 

Beberapa tahun terakhir ini istilah limbah tersebut sudah diubah dengan sebutan hasil samping. Hal itu karena limbah padat, limbah cair dan limbah gas tersebut ternyata bisa digunakan kembali untuk menunjang proses produksi. 

Upaya Nyata Pabrik Gula Mengolah Limbah Cair

Upaya nyata penanganan limbah cair PG sudah lama dilakukan sebagai program pemanfaatkan kembali air untuk kebutuhan irigasi tanaman tebu. 

Sudah banyak PG di Indonesia dalam lingkungan PT Perkebunan Nusantara, PT Rajawali Nusantara Indonesia dan PT Kebon Agung mengaplikasikan teknologi pengolahan limbah yang sangat efisien. 

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), sebuah pusat riset nasional yang berada di Pasuruan telah menemukan teknolgi pegolahan limbah cair dengan metode sistem aerasi lanjut (Teknologi SAL). 

Pengolahan air limbah dengan Teknolgi SAL di PG Rejosari Jawa Timur (Foto Dokumen Pribadi). 
Pengolahan air limbah dengan Teknolgi SAL di PG Rejosari Jawa Timur (Foto Dokumen Pribadi). 

Temuan inovasi ini terbukti sangat efisien dan afektif karena tidak memerlukan lahan yang luas seperti misalnya penanganan dengan metode biologis aerasi lagoon. Atau sistim dengan metode pengendapan menggunakan bahan kimia. 

Hanya dengan menggunakan lahan sempit sistem aerasi lanjut temuan P3GI ini mampu menghasilkan out put air hasil olah dengan cemaran yang memenuhi syarat sebagai air irigasi. 

Dengan demikian limbah cair PG yang sudah mengalami pengolahan di Instalasi Pengolah Air Limbah bisa kembali digunakan sebagai air irigasi bagi tanaman tebu di sekitar PG. 

Teknologi SAL ini adalah metode penanganan limbah organik dengan menggunakan lumpur aktif. Hanya saja metode SAL hanya membutuhkan lahan yang relatif sempit dibandingkan sistem lumpur aktif lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun