Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Desember Ini Sudah Natal Lagi

18 Desember 2023   16:45 Diperbarui: 18 Desember 2023   18:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral Bogor (Foto Rizky/Detik.com). 

Namun mata indah itu malah berkaca-kaca dan bibir manis itu bergetar menahan pedih. Aku memgang kedua tangannya agar hatinya tenang. 

"Bukankah kamu ingin agar aku tabah? Tabah menghadapi cobaan ini?" Erika tertunduk. Setitik air mata jatuh diatas jemarinya.

"Hen, aku ingin kamu memelukku untuk yang terakhir tapi aku takut ini justru akan semakin menambah kepedihan ini !" suara Erika penuh haru.

"Ya Rika, akupun demikian," ucapku pelan.

"Izinkan aku hanya memandangmu," katanya perlahan. 

Di depanku Erika hanya mampu menatapku tajam. Jemarinya kugenggam erat ketika dia berkata lirih. 


"Selamat tinggal Hen," desahnya sambil memandangku dengan mata yang berkaca-kaca.

Aku hanya tertegun membisu. Mata indah itu masih berkaca-kaca dan bibir manis itu bergetar. 

Sementara di luar sana awan mendung mulai mengurung semakin tebal semakin gelap. 

Hujanpun tidak dapat dielakkan mulai turun dengan deras sederas air mata Erika membasahi pipinya. 

Sungguh aku tidak menyangka pertemuan ini adalah yang terakhir bersama gadis yang sangat aku cintai ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun