Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Vinicius Junior dan "Perlakuan Rasis" di Sepak Bola Memprihatikan

22 Mei 2023   06:20 Diperbarui: 24 Mei 2023   14:00 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penyerang andalan Real Madrid Vinicius Junior setelah mencetak gol. (Foto: AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU via kompas.com)

Vinicius Junior adalah pesepak bola Brasil yang seangkatan dengan Egy Maulana Vikri. Masih muda dengan karir yang cemerlang bersama Real Madrid sebagai klub pertamanya di Eropa. 

Sosok belia Brasil ini menjadi korban rasial para suporter Valencia ketika Real Madrid kalah 0-1 di Mestalla dalam laga lanjutan La Liga Spanyol, Minggu (21/5/23).  

Kembali kasus rasial ini terjadi di lingkungan olah raga sepak bola. Lebih istimewa lagi perbuatan rasial itu terjadi di Benua Biru yang yang penduduknya PALING BERADAB sebagai  pembela HAM. 

Sangat memalukan perbuatan rasial dari suporter Valencia yang mereka lakukan di Mestalla kepada korban seorang pemain muda Brasil, Vinicius Jr. 

Anak muda ini karirnya sedang cemerlang. Mengalami perlakuan rasis seperti itu merupakan hal yang dikhawatirkan menjadikan dirinya trauma sehingga bisa menghambat karir sepak bolanya. 

Mungkin sudah saatnya FIFA memberikan hukuman yang lebih nyata kepada klub atau tim nasional yang suporter mereka melakukan ujaran rasis. 


Tanpa ada hukuman berat dalam kasus rasis dalam sepak bola maka kasus-kasus ujaran kebencian itu akan terus terjadi di lingkungan ajang sepak bola. 

Vinicius Jr sangat menyesalkan kejadian ujaran rasis yang menimpa dirinya. 

Dalam sebuah pernyataan di laman Instagram.com/vinijr (21/5/23), Vinicius berkata: “Itu bukan yang pertama, bukan yang kedua dan bukan yang ketiga. Rasisme adalah hal yang normal di LaLiga. 

“Kompetisi menganggapnya normal, begitu juga Federasi dan lawan mendorongnya. Aku sangat menyesal.  Kejuaraan yang pernah menjadi milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano (Ronaldo) dan (Lionel) Messi, kini menjadi milik para rasis." 

Vinicius Junior mendapat perlakuan rasis oleh suporter Valencia di La Liga (Foto AP/Alberto Saiz). 
Vinicius Junior mendapat perlakuan rasis oleh suporter Valencia di La Liga (Foto AP/Alberto Saiz). 

Curahan hati seorang pemain muda berusia 22 tahun yang karirnya sedang berkembang ini patut menjadi perhatian FIFA. 

Tanpa adanya aksi dari FIFA sebagai penanggung jawab satu-satunya sepak bola di Dunia, maka ujaran kebencian rasis akan terus terjadi. 

Selama ini yang terjadi hanya sekedar slogan-slogan kosong yang berkesan memerangi ujaran kebencian berupa aksi rasis bagi para pemain sepakbola. 

Lebih tragis lagi dalam laga tersebut, selain menerima perlakuan rasis, Vinicius Jr juga mengalami insiden kartu merah pada menit-menit akhir. 

Dalam laga Valencia lawan tamu mereka, Real Madrid tersebut terjadi peristiwa ketika itu kiper Valencia Giorgi Mamardashvilli terlibat dalam sebuah insiden keributan. 

Dari belakang Duro memiting leher Vinicius. Wasit memberi peringatan dan pemain asal Brasil itu membuat pembelaan, namun VAR menganggap bahwa aksi Vinicius itu sebagai pukulan ke leher Duro. 

Akhirnya Vinicius mendapatkan kartu merah pada menit ke-90+7 karena dianggap memukul Hugo Duro. Insiden Vinicius itu terjadi saat terjadi perebutan bola dengan Yunus Musah. 

"Mereka menghina Vinicuis sepanjang waktu dan kemudian mereka mengeluarkan dia. Saya sangat sedih. Ini adalah liga dengan tim-tim hebat, tetapi kami harus menghapusnya," ujar Ancelotti dikutip dari Marca (21/5/23). 

Manajer Madrid itu merasa prihatin ketika seluruh suporter Kelelawar Mestalla di Stadion meneriakkan monyet kepada Vinicius. 

Insiden keributan pemain pada laga Valencia Vs Real Madrid (Foto AP/Alberto Saiz). 
Insiden keributan pemain pada laga Valencia Vs Real Madrid (Foto AP/Alberto Saiz). 

Ancelotti juga heran kenapa ketika ada ujaran kebencian yang berbau rasis, wasit tidak menghentikan pertandingan. 

Kasus rasialisme akan erus berlangsung di ajang sepak bola di manapun di belahan Dunia ini. Sangat sukar bisa menghentikan kasus ujaran kebencian dengan cara rasial di stadion.   

Namun jika kasus rasial itu terjadi di Eropa adalah hal yang sangat memalukan karena dilakukan oleh orang-orang yang katanya pembela Hak-hak Azasi Manusia. 

Sungguh sangat ironis yang dilakukan oleh orang-orang yang katanya beradab dan terhormat. Padahal perbuatan mereka adalah perbuatan orang-orang primitif yang tidak memiliki peradaban. 

Sampai kapankah kasus-kasusu rasialis ini tetap dibiarkan berlangsung terutama di ajang sepak bola? 

La Liga, Serie A, Premier League, Bundesliga, Ligue 1 Prancis, semuanya adalah kompetisi level tinggi di Eropa, tetapi masih kerap terjadi kasus-kasus rasialisme di tengah-tengah pertandingan kompetisi mereka.  

Ketika seorang belia seperti Vinicius Junior yang tengah menjalani karirnya di sebuah klub besar seperti Real Madrid mengalami tindakan rasial, seharusnya itu tidak boleh dibiarkan oleh pemangku tanggung jawab kompetisi di sana. 

Anak muda ini menjadi korban sepanjang laga dengan teriakan rasial yang tidak beradab, harus mendapatkan perlindungan. Hal itu diperlukan untuk mengamankan karir masa depannya dalam sepak bola. 

Sepak bola seharusnya menyatukan perbedaan bagi kita semua bukan menciptakan permusuhan antar sesama. Sepak bola harusnya menjunjung tinggi kehormatan dan sportivitas. 

Salam bola @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun