Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hadapi Kualifikasi Piala Asia 2023, Benahi "Kelemahan Klasik" Timnas Garuda

3 Juni 2022   05:28 Diperbarui: 4 Juni 2022   00:05 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marc Klok beraksi dalam laga menghadapi Banglasdesh di Stadion Jalak Harupa Bandung, Rabu (1/6/22) yang berkesudahan imbang tanpa gol (Foto PSSI). 

Laga yang berakhir dengan skor imbang tanpa gol itu memendam rasa kecewa yang dalam bagi Shin Tae-yong. Mengingat Timnas Garuda menguasai pertandingan dengan hampir 70 persen penguasaan bola. 

Banyak peluang untuk mencetak gol tetapi penyelesaian akhir yang sangat buruk plus aksi-aksi individu yang egois di depan gawang lawan. Jika saja mereka melakukan kerja sama yang baik, maka gol-gol akan mudah lahir dari kaki mereka. 

Sejauh ini organisasi permainan Timnas Garuda masih jauh dari harapan. Mereka lebih sering bermain secara individu yang sangat tidak produktif. 

BACA JUGA : Timnas Garuda Vs Banglasdesh di Laga FIFA Match Day. 

Pada laga melawan Bangladesh tersebut yang merupakan evaluasi akhir sebelum menghadapi kualifikasi Piala Asia 2023, terlihat banyak sekali kelemahan dari Timnas Garuda. 

Pada umumnya beberapa catatan kelemahan dari skuad asuhan Shin Tae-yong ini adalah masalah klasik. Misalnya operan yang salah, operan yang terlalu lemah, operan yang terlalu kencang, operan yang tidak akurat. 

Iya masalah operan yang sangat mendasar yang tidak seharusnya menjadi masalah lagi bagi seorang pemain nasional. Sungguh terlalu jika masalah operan ini menjadi pekerjaan bagi seorang Shin Tae-yong. 

Selain masalah tersebut juga masalah kerja sama tim yang belum memiliki ritme yang seirama. Pergerakan pemain tanpa bola dan cara mereka membuka ruang masih jauh dari harapan. 

Kadang jarak antar lini terlalu jauh sehingga sering kali terjadi pemain depan terisolir dari jangkauan umpan-umpan bola. Akibatnya permainan menjadi tidak efektif. 

Pemain-pemain kita juga terlalu sering kehilangan bola yang tidak perlu karena terlalu lama memegang bola sehingga mudah sekali direbut lawan. Belum lagi postur tubuh pemain kita yang tidak kekar dan kokoh karena malas latihan beban sehingga mudah jatuh. 

Menghadapi pemain-pemain Kuwait dan Jordania dan bahkan Nepal, pemain-pemain kita akan dihadapkan pada tubuh-tubuh kekar dan kuat. Hal ini harus menjadi catatan untuk merekayang selalu saja diulang-ulang untuk dibenahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun