Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Investigasi "Harimau Malaya" Hadapi Kendala, Polisi Mulai Bergerak?

26 Januari 2022   06:32 Diperbarui: 26 Januari 2022   06:44 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Timnas Indonesia menang 4-1 atas Malaysia (Foto ANTARA/Humas PSSI). 

Situasi seperti ini sebagai penyebab mengapa performa Tim Malaysia bermain sangat buruk di ajang Piala AFF 2020 pada Desember 2021 yang lalu. 

Dalam pemaparan hasil investigasi yang disampaikan oleh Dell Akbar seperti dilansir media online Bernama.com (21/1/22) menyebutkan bahwa perpecahan dalam skuad Malaysia sangat serius dan perlu investigasi lebih lanjut. 

Konflik internal dalam tim Malaysia tercermin dari adanya tiga kubu yang saling berhadapan dalam satu tim. Kubu-kubu tersebut adalah pemain domestik, naturalisasi, dan pemain inti. Mereka membentuk tim sendiri-sendiri saat menjalani Piala AFF. 

Walaupun Dell Akbar melaporkan sejauh ini belum menemukan tanda-tanda keterlibatan pemain yang menyebabkan Malaysia tersingkir di turnamen bergengsi di ASEAN. Namun pihak FAM masih belum puas dari hasil penyelidikan Badan Investigasi Independen tersebut. 

Beberapa rekomendasi yang disampaikan Dell Akbar dari tim yang dipimpinnya yaitu memberikan keleluasaan bagi pelatih untuk menggunakan pemain dari klub. 

Waktu berkumpul pemain minimal selama 14 hari dalam mempersiapkan tim agar lebih leluasa. Selama ini mereka hanya berkumpul satu atau dua hari dalam pemusatan latihan. 

Tim independen ini juga menyimpulkan bahwa kualitas pemain-pemain  Malaysia tidak mampu bersaing dalam kancah international sehingga diperlukan peingkatan kualitas mereka di ajang kompetisi liga Malaysia. 

Selain itu Tim Independen merekomendasikan untuk menghilangkan posisi manajer tim sebagai gantinya pelatih kepala diberikan posisi merangkap sebagai manajer tim. 

Dengan posisi manajer kini pelatih kepala tim Malaysia memiliki kewenangan penuh dalam menentukan pemain-pemain dan pemanggilan pemain dari klub yang sedang berkompetisi dengan dkungan FAM. 

"Kami menemukan bahwa pelatih Tan Cheng Hoe tidak bisa memanggil sejumlah pemain kunci dari klub Malaysia. Pernyataan ini bertentangan dengan pendapat Ketua FAM Hamidin Mohd Amin yang menegaskan pelatih bisa memanggil pemain manapun," ujar Dell seperti dilansir Bernama.com (21/2/22). 

Hal yang dikemukakan oleh Dell Akbar tersebut adalah salah satu kendala yang ada dalam skuad Malaysia sehingga pelatih tidak bisa menggunakan pemain-pemain terbaik Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun