Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Emma Raducanu, Petenis Muda Inggris yang Menginspirasi Juergen Klopp

15 September 2021   04:11 Diperbarui: 15 September 2021   04:44 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emma Raducanu, petenis belai 18 tahun asal Inggris yang berhasil meraih juara Grand Slam US Open 2021 (Foto Skysports).

"Ketika Anda berusia 18 tahun dan memenangkan AS Terbuka, itu hanya bisa datang dari kerja keras. Dia pasti bakat abad ini, tetapi tanpa kerja keras tidak mungkin berada di sana dan melakukan itu.

"Sekarang dia ada di sana dan Anda melihatnya tersenyum selama pertandingan, itu adalah hal terbaik yang dapat saya bayangkan."

Juergen Klopp (Skysports 14/9/21)

Bagi Jurgen Klopp, sosok Emma Raducanu sangat pantas menjadi inspirasi para remaja yang ingin berprestasi dalam dunia olah raga tenis. Bahkan mungkin bukan tenis saja, sepakbola pun bisa dijadikan inspirasi untuk prestasi bagi para belia di seluruh dunia. 

Gadis Remaja asal Inggris itu seakan menggambarkan talenta belia berusia 18 tahun sebagai bakat abad ini setelah dirinya meraih kemenangan dalam turnamen Tenis WTA  Grand Slam AS Terbuka.  

Momen kemenangan Raducanu di turnamen Grand Slam US Open adalah hal yang istimewa bagi Klopp. Walaupun Klopp berprofesi sebagai pelatih sepakbola, namun semangat petenis remaja ini sangat menginspirasi. 

Perjuangannya dalam turnamen tersebut bisa dijadikan model bagi para pemain-pemain muda Liverpool dalam memperjuangkan karir sepakbola mereka. 

Meraih juara harus dilakukan dengan kerja keras. Tanpa perjuangan tersebut maka tidak mungkin bisa meraih juara. Meskipun hasil dari usaha ditentukan oleh Tuhan, tetapi kerja keras adalah kata kunci untuk meraih juara. 

Manajer Liverpool itu menyempatkan diri menyaksikan final tenis US Open 2021 disela-sela persiapan latihan Liverpool menghadapi laga fase grup Liga Champions melawan AC Milan. 

Klopp bergabung dengan jutaan orang yang menonton pada Sabtu malam ketika Raducanu menjadi wanita Inggris pertama yang memenangkan gelar tunggal putri Grand Slam sejak 1977 ketika Virginia Wade meraih juara di Wimbledon. 

Petenis non unggulan asal Inggris, Emma Raducanu ini harus berjuang lewat babak kualifikasi sebelum berhasil jadi juara grand slam US Open 2021.  Raducanu sendiri baru menjalani debut grand slam di Wimbledon 2021 lalu. 

Emma Raducanu harus menghadapi petenis kejutan lainnya asal Kanada, Leylah Fernandez yang masih berusia 19 tahun di babak final. 

Gadis belia Inggris ini tampil lebih baik di partai final tersebut dan merebut kemenangan dua set langsung, 6-4, 6-3. 

Keberhasilannya meraih gelar juara di US Open ini menjadikan Raducanu sebagai petenis termuda yang memenangkan gelar besar. 

Dalam catatan sejarah, terakhir kali petenis muda yang meraih Grand Slam adalah Maria Sharapova juara Wimbledon pada 2004 pada usia 17 tahun.  

Emma Raducanu meraih trofi Grand Slam US Open 2021 (Foto Garrett Ellwood/US Open.org)
Emma Raducanu meraih trofi Grand Slam US Open 2021 (Foto Garrett Ellwood/US Open.org)

Manajer Liverpool itu sangat  terkesan dan terinspirasi oleh kerendahan hati kedua pemain belia yang bertanding di final US Open. 

Itu adalah pertandingan tenis yang penuh dengan kekuatan, kecepatan, dan seni bermain yang banyak memukau para penonton yang hadir di final tersebut. 

Jika seorang Juergen Klopp sangat kagum dengan kerja keras Raducanu, maka itu bukan tanpa alasan. Fakta berbicara bahwa petenis remaja ini telah berjuang sangat keras tanpa lelah. 

Banyak catatan dari US Open yang terukir oleh kiprah Raducanu. Selain berhasil meraih gelar ternyata Raducanu juga sukses tidak terkalahkan dalam 20 set yang ia mainkan di US Open. 

Raducanu jadi petenis pertama yang mampu mengangkat trofi juara US Open 2021 tanpa kehilangan satu set pun sejak Serena Williams di 2014. 

Perjalan Raducanu menuju tangga juara juga berjalan cukup mulus. Walaupun berada dalam kelompok yang berisi unggulan pertama, Asleigh Barty dan Karolina Pliskova, unggulan 4. Namun mereka sudah gugur lebih dulu sehingga tidak bertemu Raducanu. 

Raducanu hanya bertemu unggulan yaitu Belinda Bencic (unggulan 11) di perempat final dan Maria Sakkari (unggulan 17) di semifinal. 

Berbeda dengan lawannya di final, Leylah Fernandez yang juga petenis non unggulan di turnamen ini. Beberapa petenis top berhasil dikalahkannya. 

Dalam perjalanannya menapak ke partai puncak, Fernandez menaklukkan Naomi Osaka (unggulan 3), Angelique Kerber (unggulan 16), Elina Svitolina (unggulan 5), dan Aryna Sabalenka (unggulan 2). 

Petenis-petenis muda yang hadir di final tersebut pada masa depan akan saling terus bertemu dalam momen final-final lainnya. Emma Raducanu dan Leylah Fernandez, keduanya mewakili generasi muda dalam dunia tenis Grand Slam di masa depan. 

Keduanya bukan hanya inspirasi bagi Juergen Klopp saja, tetapi mungkin inspirasi bagi semua orang dan para belia yang sedang mengukir mimpi untuk berprestasi. 

Salam olahraga @hensa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun