Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tanpa "Diving", Kunci Italia Hadapi Inggris di Final Euro 2020

11 Juli 2021   15:14 Diperbarui: 12 Juli 2021   05:07 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final Euro 2020 Italia Vs Inggris di Wembley Stadium (Foto Skysports) 

Final Euro 2020 berlangsung di Wembley Stadium London pada Senin (12/7/21) pukul 02.00 WIB. Italia dan Inggris berduel memperebutkan trofi bergengsi di Eropa ini.

BACA JUGA : Benarkah Tembakan Penalti Kane "Tidak Sah"?

London sekarang menjadi tuan rumah penentuan juara yang untuk pertama kalinya dalam sejarah dengan menampilkan Inggris berada di sana.

Sejak kemenangan Piala Dunia FIFA 1966 di Stadion Wembley sebelumnya, Inggris telah kalah di semifinal dari lima turnamen besar yaitu Euro 1968 dan 1996. Juga turnamen Piala Dunia 1990 dan 2018 serta semi final Liga Bangsa-Bangsa UEFA 2019.

Pada Euro 2020 ini The Three Lions mampu melaju ke final untuk pertama kalinya setelah melewati Jerman , Ukraina dan melalui laga perpanjangan waktu, Denmark juga disingkarkannya di semi final.

Terutama momen mengalahkan Jerman adalah momen sangat krusial dengan kebangkitan Inggris. Begitu pula ketika berhasil membalaskan dendam pada Kroasia. 

Di semifinal giliran menyingkirkan Denmark, tim tangguh yang tidak mudah dikalahkan. Gol kemenangan dari tendangan hadiah penalti Harry Kane akibat kontroversi "diving" Raheem Sterling. 

Trofi Euro 2020 ini merupakan impian trofi bagi skuad Tiga Singa diajang besar yang sudah ditunggu 55 tahun lalu sejak meraih Piala Dunia 1966 di London. 

Hampir semua mendukung Inggris termasuk Jose Mourinho yang sudah jauh-jauh hari mengatakan bahwa ketika Inggris mengalahkan Jerman maka pasukan Gareth Southgate ini tidak bisa dihentikan lolos ke final dan juara.  

Skuad yang dipimpin Sang Kapten, Harry Kane ini sangat bersemangat menghadapi ajang final ini. Apalagi mereka akan didukung ribuan supporter di Stadion Wembley. 

Saat ini pasukan Gareth Southgate ini seakan telah mendapatkan momentum dan keyakinan dengan mencatat sejumlah tonggak sejarah yang ditandai oleh satu kesamaan prestasi puncak Inggris yaitu Piala Dunia 1966.

Bagaimana dengan Italia?

Bagaimanapun Gli Azzurri tidak bisa diremehkan. Semakin mereka diremehkan maka semakin kuat tekad Skuad Biru ini menunjukkan jati dirinya.

Roberto Mancini sudah menjadikan tim ini sangat fenomenal. Ini adalah rekor luar biasa dari 32 pertandingan tak terkalahkan untuk tim yang gagal lolos ke Piala Dunia 2018 ketika Roberto Mancini mengambil alih mereka. 

"Ini adalah mimpi yang kami kembangkan selama tiga tahun dan pelatih menanamkannya di kepala kami sampai menjadi kenyataan,

"Ketika dia memberi tahu kami di awal untuk berpikir tentang memenangkan Euro, kami pikir dia gila, namun kami berada di ambang dan hanya satu sentimeter dari trofi." Kata Chiellini kepada RAI Sport (9/7/21). 

Salah satu kekuatan Tim Azzurri yaitu mereka memiliki lini pertahanan yang kokoh dengan digalang dua bek veteran Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini serta kiper yang tampil gemilang, Gianluigi Donnarumma.

Bonucci dan Chiellini adalah senior yang menjadi benteng kokoh di pertahanan Italia. Pengalaman yang matang, bahkan setelah seribu pertempuran, mereka masih mampu mencium bau kemenangan.

Dengan memiliki mentalitas pemenang, karakter, kekuatan stamina prima, Italia menjelma menjadi tim besar yang kembali bangun dari tidur mereka. Dalam menghadapi saat-saat sulit, mereka benar-benar pemain top dalam peran mereka menghadapi gempuran lawan.

Akan menjadi pertarungan yang sangat menarik bagaimana seorang Harry Kane berhadapan dengan Duo Veteran Gli Azzurri itu.

Inggris asuhan Gareth Southgate, sejauh ini hanya kebobolan satu gol sepanjang Euro 2020. Ini bukti bahwa duet bek tengah mereka, Harry Maguire dan John Stone juga sangat solid. Inggris juga adalah tim yang agresif dan selalu mencoba untuk menekan dalam segala situasi apapun.

Di depan mereka memiliki Harry Kane dan penyerang bayangan Mason Mount dengan duet sayap Raheem Sterling dan Bukayo Saka atau Jadon Sancho dan Marcus Rashford.

Di tengah mereka juga memiliki duet pivot yang tangguh, dua gelandang Declan Rice dan Kalvin Phillips yang punya kekuatan fisik yang baik.

Azzurri melewati Spanyol di semi final melalui adu penalty. Dalam laga itu Spanyol memberi Italia pelajaran penting tentang bagaimana cara mereka bertahan.

Satu ironi bagaimana tim yang sangat akrab dengan catenaccio ini hampir saja melupakan cara-cara klasik tersebut diterapkan. Saat itu menjadi masalah terbesar di semi final karena Spanyol bermain tanpa menggunakan penyerang tengah.

Hal ini yang harus diperhatikan sebagai poin referensi untuk pertahanan Azzurri, karena Inggris berbeda dengan Spanyol. Mereka memiliki Kane sebagai sosok yang sangat jelas di depan. Jangan sampai kembali terjebak.

Rice dan Phillips, mereka selalu berhasil membawa keseimbangan bagi timnya. Namun mereka terlihat sangat sedikit melakukan operan vertical.

Ada satu opsi yang bisa diterapkan Italia dimana titik lemah bagi Inggris yang sangat kentara terlihat. Jika pertahanan mereka ditekan saat membangun serangan dari belakang, mereka kerap melakukan blunder fatal, tidak sebaik Spanyol dalam menghindari pressing.

Trio Jorginho, Barella dan Verrati menjadi kunic penting dalam menjaga keseimbangan lini tengah Italia. Sementara trio penyerang mereka, Chiesa, Immobile dan Insigne harus lebih sabar menunggu saat tepat menembus area penalty dan berhadapan dengan Jordan Pickford, kiper tangguh Everton. 

"Italia sepenuhnya layak berada di Final karena mereka membuktikan diri sebagai tim yang lebih komplet daripada lawan mana pun yang mereka hadapi, mampu menghadapi berbagai situasi berbeda, baik dengan maupun tanpa bola," kata Antonio Conte seperti dilansir Football Italy (9/7/21). 

Pernyataan Conte bukan sekedar dukungan kepada tim Azzurri namun dia tahu benar kualitas skuad yang saat ini diasuh oleh Roberto Mancini ini. 

Dari situs UEFA.com (9/7/21), Paolo Menicucci, seorang repoter dari Italia melihat langsung skuad Azzurri tampaknya bermain tanpa tekanan. Bahkan ketika pertandingan berlanjut ke adu penalti, ada banyak senyum dan tawa, sesuatu yang biasa dilihat saat menonton mereka berlatih di Coverciano.

Gli Azzurri sudah siap berhadapan dengan tuan rumah The Three Lions di Stadion Wembley London. Akankah sepakbola jadi pulang ke London? 

Salam bola @hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun