Jika Liverpool tidak ingin melihat gol pertamanya kembali, mereka pasti tidak ingin melihat gol yang kedua ini. Kembali Toni Kross menjadi aktor terjadinya gol kedua Madrid.Â
Kross mengumpan ke sisi kanan pertahanan Liverpool. Alexander-Arnold mencoba untuk mengamankan bola dengan sundulan tapi bolanya mengarah langsung langsung ke Asensio. Dengan mudah dia sendirian melewati Alisson lalu menceploskan bola ke gawang yang kosong.
Dua gol yang sangat simpel dan mudah hanya berawal dari dua umpan lambung dari seorang gelandang serang. Dua kesalahan dari bek Liverpool. Diselesaikan juga dengan cerdas oleh dua sayap mereka untuk dua gol Real Madrid. Â
2. Lini Tengah Liverpool Kalah Kreatif
Juergen Klopp menurunkan trio lini tengah Fabinho, Wijnaldum dan Naby Keita. Sementara Thiago Alcantara ada di bangku cadangan. Keita yang berperan untuk mengisi posisi Thiago bermain kurang maksimal. Dia sering terlalu lama mengolah bola dan umpan-umpannya tidak akurat.Â
Trio Liverpool ini kalah dari kreativitas trio Madrid yang pintar menjaga keseimbangan permainan tim. Toni Kross dan Luka Modric sangat pandai mengatur irama permainan. Sementara Casemiro adalah breaker yang handal untuk mementahkan gerakan Wijnaldum dan Keita.
Untung saja Klopp cepat menyadari kekeliruannya kemudian sebelum babak pertama berakhir, Thiago masuk menggantikan peran dari Naby Keita. Masuknya Thiago mulai terlihat keseimbangan transisi dari tim.Â
3. Duet Bek Tengah Kembali Bermasalah dan Kartu Mati Sadio Mane
Duet Nathaniel Phillips dan Ozan Kabak berhasil mengamankan gawang mereka dengan 4 clean sheet. Namun malam itu mereka harus mengakui ketidak mampuannya mempertahankan gawangnya dari kebobolan 3 gol.Â
Gol pertama dan kedua Madrid terjadi karena duet bek tengah ini terlambat menutup pergerakkan Vinicius dan Asensio. Saat gol Vinicius, Kabak terlalu jauh untuk menutup akselerasi Vinicius. Sedangkan gol kedua seharusnya Philpis ada di sana mencegah bola blunder Alexander Arnold.
Gol ketiga di babak kedua juga merupakan akibat dari buruknya komunkasi keduanya. Ketika Vinicius berada di antara Philpis dan Kabak mereka seolah tidak tahu siapa yang harus mengawalnya.Â