Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humor

Gara-gara Drama Minyak Goreng, Benarkah Mafia Kelas Dunia Terusik?

30 Maret 2022   08:38 Diperbarui: 30 Maret 2022   08:39 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Drama minyak goreng belum berakhir, dan kini sudah memasuki episode baru lagi. Di mana pejabat berwenang sudah tak sungkan-sungkan lagi mengatakan, enak mana minyak goreng murah tapi langka, atau minyak goreng mahal tapi stok melimpah.

"Aih, nyuwun sewu nggih." Menurut saya nggak etis hanya memberikan 2 pilihan saja. Setahu saya, selama duduk di bangku sekolah di tahun 90an hingga saya lulus, belum pernah barang sekali pun saya mengetahui soal ujian memberikan 2 pilihan jawaban. Biasanya sih 3 sampai 4 pilihan yaitu A, B, C, dan D.

Mungkin saja, jika pilihan jawaban yang ketiga menurut beliau-beliau kesulitan untuk menulisnya saya bisa bantu sumbang ketik kok, begini kurang lebihnya. Pilihan C. Minyak goreng murah tapi melimpah, atau D. Minyak goreng melimpah tapi murah. Itu kalau saya diberikan ijin untuk menambahkan pilihan jawaban tersebut. Perkara nanti aplikasinya di lapangan terbukti atau nggak ya bodo amat. Situ yang digaji kok sini yang mikir.

Sebenarnya ada yang mengganjal di pikiran saya sebelum memasuki episode 'Minyak goreng murah tapi langka' Yaitu keterlibatan para mafia dalam pergulatan minyak goreng.

Terus terang saja, semenjak teman saya si Poedak menyebut kata bandit sebagai kata ganti mafia, pikiran saya merasa terusik. Bagaimana tidak, mereka para penimbun minyak goreng yang saat ini sedang diburu emak-emak untuk dirajang kemudian dijadikan bumbu kaldu kemudian oleh pejabat berwenang saat ini mereka diberi gelar dengan sebutan 'mafia'.

Hambok, keren banget maszeeeh. Kok nggak yo disebut 'Bandit' saja kenapa?, Bukankah hal ini akan menjadikan para penimbun itu berbangga diri, dengan penampilan baru ala topi koboi berkacamata hitam menggunakan setelan jas hitam. Hmmm, betul-betul mafia maszeeeh.

Sudahlah, jangan ditambah lagi dong luka hati emak-emak ini. Ganti saja gelarnya menjadi 'bandit' toh juga nggak apa-apa. Masih banyak kok kosakata di KBBI untuk sebutan seperti itu, yang penting jangan 'mafia.'

Saya hakulyakin, bila tak segera diubah penyebutan mafia minyak goreng menjadi bandit minyak goreng, akan menambah buruk image pejabat berwenang di mata dunia karena beliau-beliau ini kurang mengetahui perbendaharaan kosakata di KBBI.

Coba bayangkan saja, bukan kah mafia memiliki derajat yang tinggi di mata dunia. Mafia itu memiliki tindak kejahatan yang sangat ekstrim. Mulai dari jenis kejahatan bisnis minuman keras, kemudian penyelundupan senjata, belum lagi penyelundupan narkoba, Perjudian, dan masih banyak lagi kejahatan berkelas yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Bahkan untuk menghormati kejahatan para mafia itu, banyak sutradara yang mengangkat cerita mereka ke layar tancap atau sekarang bahasa gaulnya dibioskopkan atau difilmkan. Cobalah anda tengok beberapa judul film bertema mafia seperti Goodgellas, The Godfather, The Godfather Part II, The Departed, The Untouchables, Donnie Brasco, dan Casino. (mengutip dari Kompas: berikut linknya.)

Bukan kah kejahatan yang mereka lakukan ini tergolong berkelas dan punya bobot. Dan sungguh pantas jika para penjahat itu disebut mafia. Tapi di negeri +62 ini lain cerita, untuk penjahat minyak goreng disebut mafia. Lah kok bisa? Masak mafia ngurusin perdapuran milik emak-emak, apa kata dunia. Yo nggak keren blas maszeeeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun