Ketika saat saya mencoba mencicipi bagian kepala dan perutnya, terasa banget kenyil-kenyil lemaknya. Dagingnya pun gurih dan lembut. Yang paling saya suka dari asem-asem kelo kuning olahan teman saya itu, bandengnya nggak bau amis dan bau tanah. Kata teman saya, itulah bedanya bandeng air tawar dan bandeng air payau. Dan tambak miliknya salah satu tambak air payau karena berada di pinggir kali Bengawan Solo yang masih terhitung air payau.
Itulah sekelumit cerita tentang bandeng tanpa presto di tempat teman saya di Desa Kemangi. Nah penasaran, silahkan mencoba sendiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!