Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geng Rimba Raya (7) Mengakui Kesalahan Sebelum Terlambat

10 November 2021   10:30 Diperbarui: 10 November 2021   10:43 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara hentakan kaki pasukan gajah terus menggema. Menggema menembus gelapnya malam. Tak lagi terlihat pohon-pohon dan rumput sekitar. Yang ada hanya bayang bintang-bintang di permukaan sungai pantulan cahaya bulan.

Perjalanan menuju wilayah utara diperkirakan tiba sebelum fajar.

***

Di sisi lain, pasukan badak yang di pimpin Bajing, melakukan istirahat sejenak, untuk memulihkan tenaga. 

Para pasukan merebahkan badan, beberapa dari mereka ada yang berendam (berkubang) di sebuah danau yang tak jauh dari tempat peristirahatan. Aktifitas ini sering dilakukan badak untuk mengembalikan stamina.

Di malam bulan purnama itu, suara Jangkrik dan suara Lajaluka (burung hantu) menghapus bisu di kesunyian malam.

Bajing menyandarkan punggungnya di perut jenderal Badak yang sedang merebahkan badan. Sehingga membuat setengah tubuh Bajing seperti terayun karena hembusan napas jenderal Badak.

Dia terus berpikir dengan keputusan berpisah dari pasukan gajah dan menuju ke wilayah timur.

Sesekali Bajing mengingat fenomena langit merah. Terlihat jelas ketika ia mengawali langkah menuju wilayah timur. Menurut kebudayaan rimba raya, hal seperti itu bertanda tidak baik. Dan bisa diartikan, sebagai tanda peringatan, bahwa alam tak merestui. Hanya saja alam memiliki cara tersendiri untuk mengingatkan.

Semakin malam, keramaian suara Jangkrik kian berkurang. Namun lain hal dengan suara Lajaluka. Suaranya kian terdengar nyaring. Kut... Kut... Kut... Kut... 

Tiba-tiba Bajing beranjak berdiri, sontak membuat jenderal Badak terbangun. Matanya menatap Bajing dengan penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun