Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perjanjian Pranikah Beda Bangsa Penting untuk Anak

15 Agustus 2022   22:52 Diperbarui: 17 Agustus 2022   04:35 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjanjian pranikah beda bangsa penting untuk anak | foto: Pixabay/ andreas160568—

Oleh sebab itu penting bagi pasangan untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman untuk anak mereka dari perceraian yang terjadi.

Perjanjian pranikah ini berguna untuk membuat perceraian pasangan beda bangsa berjalan lebih mudah. 

Jika pasangan bercerai dan memiliki anak di bawah umur (18 tahun adalah usia dewasa di Jerman), meskipun hak asuh sesuai keputusan pengadilan jatuh pada salah satu orangtua, tetapi tanggung jawab pengasuhan tetap berada pada kedua orangtua. (Di Jerman, ada kewajiban ayah untuk membayar tunjangan anak hingga anak berusia 25 tahun. Sementara hak asuh anak berdasarkan kesepakatan orangtua anak dan sah menurut hukum, sesuai keputusan pengadilan. Jadi, tidak termasuk dalam perjanjian pranikah.)

Tidak semua pasangan dapat akur setelah perceraian terjadi dan melakukan tanggung jawab pengasuhan anak bersama hingga dewasa. Belum lagi jika salah satu atau keduanya mendapatkan pasangan baru.

Contoh 1:

Nina dan Sebastian memutuskan membuat perjanjian pranikah. Salah satu poin yang ada di dalam perjanjian pranikah mereka adalah jika mereka memiliki anak dan terjadi perceraian saat anak belum dewasa, kedua pasangan ini harus tinggal dengan jarak rumah tidak lebih dari radius 30 kilometer.

Poin ini dibuat untuk memudahkan keduanya berjumpa dengan anak mereka. Anak-anak juga dapat dengan mudah berjumpa ayah mereka. Hak asuh berada di tangan keduanya, tetapi anak-anak tinggal dengan ibunya. 

Saya mengenal Nina dan Sebastian yang merupakan pasangan dua bangsa. Setelah bercerai hubungan mantan suami istri ini tetap berjalan sangat baik. Dengan jarak rumah yang relatif dekat, anak-anak mereka tidak perlu menempuh perjalanan yang jauh untuk berjumpa. 

Mereka ingin agak anak mereka tidak kehilangan salah satu sosok orangtua meskipun perceraian terjadi. Kapan saja mereka bisa saling menitipkan anak jika diperlukan. Kebetulan keduanya sesekali harus ke luar kota terkait pekerjaannya. 

Anak-anak mereka juga dapat pergi ke sekolah tanpa harus susah payah memikirkan jarak rumah kedua orangtuanya ke sekolah.

Tidak gampang melakukan hal ini, apalagi jika salah satu dari mereka menemukan pasangan baru yang belum tentu akan menerima situasi yang terjadi karena perjanjian pranikah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun