Nina mengatakan, dia memang sulit mendapatkan pasangan baru karena poin perjanjian pranikah ini. Namun, yang lebih penting baginya adalah kebahagiaan anak-anaknya. Toh, situasi ini tidak berlangsung selamanya, hanya menunggu anak-anak mereka berusia 18 tahun.
Contoh 2:
Christine dan Bern. Setelah bercerai hak asuh anak berada di tangan ibu. Hubungan mereka juga berjalan sangat baik. Lalu, Bern menikah lagi dan pindah kembali ke negara asalnya yang jaraknya ribuan kilometer dari rumah mantan istri dan anaknya.
Anak mereka tidak bisa sering berjumpa ayahnya karena jauhnya jarak yang terbentang antara rumah kedua orangtuanya. Mungkin hanya dua atau tiga kali dalam setahun anak mereka mengunjungi ayahnya saat liburan sekolah, atau ayahnya datang menjenguk anaknya.
Tidak ada yang salah dengan Christine dan Bern karena tidak membuat perjanjian pranikah seperti Nina dan Sebastian.
Setiap pasangan memiliki alasan sendiri untuk membuat perjanjian pranikah atau tidak, karena tidak ada pasangan yang mengharapkan terjadi perpecahan dalam pernikahan.Â
Salam hangatÂ
***
Hennie Triana Oberst
Germany, 15.08.2022
"Perjanjian Pranikah"