Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Guru Matematika Angkatan Pramilenial: Bijak hingga Genit

25 November 2021   18:54 Diperbarui: 25 November 2021   19:54 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan guru matematika angkatan pramilenial | foto: pixabay/geralt—

Saat kelas satu sekolah dasar dulu kami belajar menggambar dan mengenal abjad satu persatu. Mirip dengan situasi sekolah dasar di Jerman sampai masa kini, begitu juga yang dilalui anak saya saat kelas satu.

Mungkin sekolah dasar zaman now di Indonesia sudah berbeda karena umumnya anak-anak sudah mahir calistung.

Saya tidak akan membahas hal ini karena sudah ketinggalan jauh dengan perkembangan sistem belajar di sekolah dasar tanah air.

Masa SD memang tidak banyak "drama", lebih banyak hal lucu yang terjadi. Semua masih belia, belum ada cerita naksir-naksiran yang berujung patah hati.

Hal ini terlihat saat kami mengadakan reuni SD di Medan beberapa tahun lalu. Pertemuan yang menyenangkan, lucu, dan meninggalkan kesan indah.

Banyak kejadian yang saya lupa, tetapi ada juga yang meninggalkan kesan tersendiri, begitu juga kenangan beberapa guru. Misalnya, guru matematika, salah satu mapel yang kurang diminati kebanyakan murid.

Satu guru matematika saat saya SD adalah guru terbaik, bagi saya, selama 6 tahun belajar di sana. Bu Zahriyah namanya, beliau adalah guru kelas sekaligus guru matematika di kelas di kelas 4.

Beliau satu-satunya guru yang memperlakukan saya seperti murid lain tanpa memandang saya sebagai anak salah satu guru di sekolah itu.

Ibu saya dulu mengajar di SD ini, dan untungnya tidak pernah menjadi guru di kelas saya.  Pernah juga ibu saya mengajar matematika, tetapi hanya sebagai pengganti guru kami yang berhalangan hadir.

Ibuku, Guru yang Tiada Henti Berbagi Ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun