Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Corona Gelombang 4 di Jerman, Influenza, dan Musim Dingin

20 November 2021   22:01 Diperbarui: 21 November 2021   08:21 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Corona Gelombang 4 di Jerman, influenza, dan musim dingin | foto: pixabay/geralt—

Usaha mencegah telah dilakukan, tetapi gelombang keempat corona hadir menerjang Jerman dan beberapa negara Eropa.

Dua minggu lalu kami sekeluarga mendapatkan vaksin influenza (Grippeimpfung). Vaksin ini biasa diberikan bagi warga menjelang musim dingin.

Influenza dan vaksin flu

Setiap musim dingin virus influenza (flu) merajalela. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Mount Sinai School of Medicine di New York virus influenza menyukai udara dingin dan kering. Kelembaban udara yang rendah dari 20 hingga 35 persen dan suhu rendah akan meningkatkan infeksi.

Influenza (Grippe - bahasa Jerman) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang manusia, mamalia lain, dan unggas.

Ada berbagai jenis virus influenza (A, B, C). Virus paling umum dan berbahaya adalah tipe A yang menyebar ke seluruh dunia dan terus mengalami perubahan sehingga sulit untuk dicegah.

Flu berbeda dengan pilek (selesma). Flu biasanya datang tiba-tiba. Orang yang sebelumnya merasa baik-baik saja tiba-tiba merasakan sakit kepala, demam tinggi, nyeri tenggorokan, hingga nyeri otot.

Sedangkan selesma umumnya seseorang merasa tidak enak badan (meriang), tenggorokan gatal, kemudian diikuti suara serak, hidung meler, dan batuk. 

Lazimnya, jika tidak ada komplikasi, selesma akan membaik dalam beberapa hari. Rata-rata setelah seminggu seseorang yang terserang pilek akan sehat kembali.

Berbeda dengan influenza, orang yang sakit bisa terbaring lemah berhari-hari di tempat tidur. Proses sembuh membutuhkan waktu berminggu-minggu lamanya. 

Menurut dokter umum keluarga kami, waktu vaksinasi influenza paling baik adalah antara Oktober dan November. Vaksinasi flu ini selalu kami lakukan setiap tahun, juga sebelum masa pandemi. 

Lebih baik mencegah, melindungi diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Vaksinasi influenza di masa pandemi tahun ini sangat disarankan untuk dilakukan. 

Gelombang 4 Corona

Di aplikasi pesan beberapa teman saya menanyakan bagaimana keadaan kami di Jerman. Terima kasih untuk kalian semua.

Seperti yang diberitakan media, Jerman mengalami gelombang keempat corona yang parah. Tidak hanya Jerman, negara Eropa lain di sekitarnya juga mengalami hal yang hampir sama.

Beberapa negara, Austria salah satunya, sudah menerapkan kembali lockdown meskipun hanya sebagian saja "dikunci" untuk memutuskan penyebaran virus yang mengganas kembali.

Semua orang bingung dan bertanya-tanya kenapa virus corona kembali mengguncang wilayah Jerman dan negara Eropa lainnya, padahal segala cara sudah dilakukan.

Mereka yang terinfeksi Covid-19 adalah orang yang belum divaksin (sebagian besar), anak-anak di bawah usia 12 tahun, dan orang yang sudah divaksin. 

Salah seorang teman baik saya salah satu yang terinfeksi Covid-19 bulan September lalu. Alhamdulillah, dia sudah sembuh, meskipun memerlukan beberapa minggu untuk fit kembali.

Teman saya ini sudah divaksin sejak awal vaksinasi diberlakukan. Dia termasuk tenaga kerja prioritas vaksinasi sebagai perawat di hunian warga senior. 

Vaksinasi dan varian baru

Di Jerman, vaksinasi Covid-19 tidak wajib bagi warga. Diharapkan setiap individu memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral demi memutus rantai penularan virus corona yang juga terus bermutasi.

Virus yang berubah merupakan salah satu yang memperparah penyebaran dan menyebabkan vaksin kurang efektif melawan virus yang bermutasi menjadi virus varian baru. 

Perilaku masyarakat juga mempengaruhi hal ini. Penyelenggaraan pesta dan warga yang berkumpul di restoran, bar, dan klub sudah kembali dilakukan dengan aturan 3G (Geimfpt, Genesen, Getestet).

Orang yang boleh mengikuti acara harus menunjukkan salah satu bukti dari aturan 3G ini (bukti vaksin, atau penyintas Covid-19, atau menunjukkan bukti negatif hasil tes corona). 

Perjalanan antar negara yang berlaku hampir normal juga menjadi penyebab. Sejak musim panas yang lalu banyak negara yang sudah menerima wisatawan, termasuk Jerman. Warga yang keluar masuk negara menjadi salah satu faktor penularan. 

Booster vaksin 

Saat ini lebih kurang 70 persen penduduk Jerman telah mendapatkan dua dose vaksin. Jumlah ini dianggap masih terlalu kecil dari target minimal 85 persen. Selain itu 2 dose vaksin ternyata tidak cukup. 

Dari penelitian di Inggris menunjukkan bahwa kemungkinan tertular Covid-19 meningkat semakin lama jarak vaksinasi yang telah dilakukan. Vaksinasi booster yang merupakan vaksin Covid-19 dosis ketiga ini diperlukan setelah enam bulan mendapatkan dosis kedua. 

Booster vaksin dapat didapatkan di praktik dokter umum keluarga (Hausarzt), pediatri (Kinderarzt), dokter spesialis lainnya, pusat vaksinasi, dan tim vaksinasi keliling. 

Sepertinya vaksin covid ini perlu dilakukan setiap tahun seperti vaksin flu. Demi kesehatan bersama seharusnya tidak ada alasan yang memberatkan setiap warga. Namun, mengharapkan kesadaran semua orang tidak segampang yang kita pikirkan.

Di Jerman telah dibuka kembali pusat vaksinasi yang telah ditutup bulan September lalu.

Aturan prokes bagi warga juga berubah, dari 3G menjadi 3G Plus (plus bukti negatif tes PCR), atau hanya berlaku 2G (bukti vaksin dan penyintas Covid-19), atau 2G Plus (plus bukti negatif tes PCR). 

Mudah-mudahan tidak ada lagi lockdown dan penutupan sekolah. Sekolah menjadi salah satu tempat penularan Covid-19 karena masih banyak anak mulai usia 12 tahun yang belum mendapatkan vaksin.

Saya berharap tidak ada lagi penutupan sekolah. Belajar online dari rumah itu bukan pilihan ideal untuk anak-anak, mereka membutuhkan kontak sosial selain belajar. Mungkin alasan itu juga kenapa home schooling tidak diberlakukan di Jerman.

Tidak Ada Home Schooling di Jerman

Semoga kita semua bisa melewati masa pandemi ini dan tetap sehat.

Salam dari Jerman menjelang musim dingin.

(Hennie Triana Oberst -DE, 20.11.2021)

Rujukan: Tages Spiegel/ Apotheke Umschau/ Zusammen gegen Corona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun