Beberapa hari lalu, di satu media sosial, saya menayangkan foto pohon apel yang sedang berbuah di pinggir jalan kecil.
Jalan ini biasa saya lintasi ketika jalan santai pagi atau sore hari. Lokasinya di pinggiran perumahan penduduk, sekitar 500 meter dari rumah kami. Jalur ini digunakan untuk pejalan kaki, pesepeda, dan traktor.Â
Di satu sisi jalan kecil ini terdapat ladang dan kebun berbagai tanaman, seperti anggur, jagung, kentang, bunga matahari, kacang-kacangan, dan lainnya. Sementara di sisi lain terlihat lahan memanjang sejauh lebih kurang satu setengah kilometer.
Di tanah memanjang inilah ditanam pohon-pohon apel, pir, ceri, dan plum (baru kemarin saya tahu ada pohon plum di lahan ini). Saat ini buah apel sudah siap dipetik, warnanya merah menggugah selera.
"Sayangnya bukan milik pribadi, jadi nggak bisa dipanen," begitu saya tulis di medsos.
Seorang teman saya mengomentari, "Ya pernah nonton youtuber tinggal di Jerman, sering panen dia, kadang ada di taman, di pinggir jalan, panen cherry, apel dsb"
Pohon buah yang berada di lahan milik pemda sering terlihat seperti tidak ada yang memiliki.Â
Buah ranum bergantungan di pohon terlihat sangat menggiurkan, dan sebagian sudah jatuh di atas tanah, seperti tersia-sia.
Pohon buah, kacang-kacangan, dan lainnya yang ditanam di pinggir jalan, taman kota, dan hutan-hutan kecil disediakan untuk burung, mamalia kecil, dan serangga sebagai makanan utama mereka.