Negara Eropa yang paling terkenal dengan masakan yang terbuat dari mi adalah Italia. Bagaimana dengan Jerman? Negara yang terkenal dengan produksi mobil terbaik di dunia ini juga memiliki masakan khas berupa mi, Spätzle* namanya.Â
Spätzle, adalah mi yang umum dijumpai pada kuliner Jerman, terutama di daerah Swabia (Schwaben), bagian selatan negara Jerman. Wilayah Swabia saat ini berada di negara bagian Baden-Württemberg dan sebagian kecil daerah administratif negara bagian Bavaria.
Pada abad pertengahan, Kadipaten Swabia (Herzogtum Schwaben) meliputi Alsace (sekarang ada di Perancis), wilayah selatan Baden-Württemberg, Swabia Bavaria, sebagian Austria, Liechtenstein, bagian timur Swiss, dan sebagian kecil Italia bagian utara.Â
Spätzle sudah dikenal berabad-abad yang lalu, dan menjadi makanan umum masyarakat Swabia. Dulu, orang-orang Swabia banyak yang miskin. Mereka tidak memiliki tanah, terutama di daerah Swabia Alb, tanah di sini tidak terlalu produktif. Mereka membuat  Spätzle sebagai hidangan utama, karena gampang dibuat, murah, dan bergizi.
Tidak diketahui jelas bagaimana mi ini dinamakan Spätzle. Ada yang mengatakan kata Spätzle berasal dari bahasa Swabia, yaitu diminutif dari kata Spatz (burung gereja). Versi lain mengatakan bahwa Spätzle berasal dari bahasa Italia, "Spezzare" yang artinya dipotong-potong.
Secara tradisional, Spätzle memang dibuat dengan cara meletakkan adonan di atas papan (talenan), kemudian dikikis (dipotong) dengan alat potong, dan langsung dimasukkan ke dalam panci yang berisi air yang sedang mendidih. Sekarang ini banyak jenis alat pembuat Spätzle, bentuknya berlubang-lubang seperti saringan.Â
Bentuk Spätzle tidak panjang seperti mi pada umumnya, ukurannya sekitar 5 cm atau lebih. Tetapi bentuk mi kemasan jadi yang dijual di pasaran, umumnya lebih panjang.
Saya belum pernah mencoba membuat Spätzle. Biasanya suami saya yang aktif di dapur untuk mengolah masakan Jerman. Menurut saya, racikannya terasa lebih pas di lidah. Mungkin karena dia sudah sering membuatnya, atau ini perasaan saya saja.Â
Swabia Spätzle telah masuk ke dalam daftar makanan khas regional yang dilindungi di seluruh Eropa. Penggunaan nama dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mi Swabia ini sebagai produk dagang harus sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi produk regional dari peniruan.Â
Resep Spätzle
Spätzle sangat gampang dibuat, karena resepnya sangat sederhana. Bagi yang ingin mencobanya, silakan ikuti resep ini.
Bahan
250 g tepung terigu
3 butir telur
50 ml air
Garam secukupnya
Cara membuat
Campur telur, air, dan garam, aduk dengan sendok kayu. Kemudian masukkan tepung terigu secara bertahap.Â
Aduk hingga adonan kental. Jika terlalu encer bisa ditambahkan sedikit tepung.
Letakkan adonan ke dalam alat pembuat Spätzle, cetak mi langsung di atas panci dengan air yang mendidih. (Mirip seperti membuat cendol).
Masak beberapa menit hingga mi mengapung dan matang.
Angkat mi dan tiriskan.
Spätzle siap disantap.
Spätzle selain sering disantap sebagai pelengkap menu dengan lauk berupa daging, ataupun sayuran, juga sangat lazim diolah dengan keju, namanya Käsespätzle (spaetzle keju). Käsespätzle ini salah satu makanan yang sangat digemari anak-anak, juga sangat gampang membuatnya.
Käsespätzle
Cara membuat Spätzle keju yang sederhana.
Panaskan butter atau margarin di atas penggorengan.Â
Tumis irisan bawang hingga layu dan harum (banyaknya sesuai selera).
Masukkan mi dan parutan keju.
Aduk hingga rata.
Spätzle keju siap disantap.
Hidangkan dengan taburan bawang goreng dan irisan daun seledri (bila suka).
Selamat mencoba!
Catatan
1. Spätzle; (dibaca seperti mengucapkan e pada kata "enak").
Spätzle bisa juga ditulis dengan kata "Spaetzle".
2. Diminutif menurut KBBI; berhubungan dengan bentuk kata dengan makna kecil, biasanya dengan penambahan sebuah sufiks, misalnya dalam bahasa Belanda tje dalam Marietje adalah sufiks diminutif
-------
Hennie Triana Oberst
De, 26.03.2021
Bacaan:
1. Spätzle/ Schmeck den Sueden - BW
2. Wissenwertes/ spaetzle.de
3. Echte Schäwbische Spätzle müssen aus Schwaben kommen/ tagesspiegel.de