Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Romantika "Ayi", Asisten Rumah Tangga

6 Januari 2021   22:21 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:21 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasibersih-bersihrumah-foto:pixabay.com

Cukup lama Ayi-2 bekerja dengan kami, mungkin hampir 2 tahun lamanya. Selama ini terlihat baik-baik saja, cukup bisa dipercaya, sikapnya terhadap anak saya juga baik. Namun, setelah lewat setahun mulai berubah. Dia tidak melakukan pekerjaannya saat kami sedang liburan, atau sedang berada di Jerman. Saya hanya minta dia datang seminggu sekali untuk menyiram tanaman. Tanaman mati semua.

Bukan. Bukan hanya tanaman saja, urusan tanaman tidak penting bagi saya. Ada kejadian yang paling mengesalkan, saat dua orang adik saya berkunjung. Suatu hari saya minta tolong Ayi-2 untuk bekerja seharian penuh (tentu akan dibayar ekstra), hanya di rumah menemani anak saya dan anak-anak adik yang usia SD. Dia setuju, dan mengatakan tidak masalah. Ketika saya kembali sore hari, Ayi-2 tidak ada di rumah, anak-anak ditinggal begitu saja tanpa pamit. Belakangan, dia bilang bahwa dia ada urusan.

Makin lama dia mulai terlihat tidak serius bekerja. Mungkin karena selama ini saya tetap membayar upahnya, jika dia tidak masuk dengan alasan sakit. Ya sudahlah, saya putuskan untuk tidak menggunakan jasanya lagi. Saya bayar upahnya sebulan penuh, walaupun dia hanya bekerja beberapa hari. Dia kecewa, dan menyadari kesalahannya, tetapi sudah terlambat.

Tahun ketiga di Shanghai, saya berkenalan dengan teman baru. Wanita dari Singapura ini baru saja pindah. Dia tahu saya tidak memiliki ART, kemudian menawarkan ayi yang bekerja di rumahnya. Saat itu menjelang Imlek. Ayi-3 bekerja 2 kali per minggu. Sebulan lebih ia bekerja, liburan Imlek datang. Lazimnya mereka diberi 2 minggu hari libur. 

Ayi-3 meminta uang bonus imlek. Menurut aturan yang tidak tertulis, sesuai informasi dari agen rumah, teman Chinese, dan orang-orang asing yang saya kenal, bonus imlek diberikan setelah masa bekerja 1 tahun. Besarnya terserah pemberi kerja, kebanyakan membayar sebesar 1 bulan upah.

Sebetulnya saya akan memberinya sedikit uang. Tetapi dia sudah meminta duluan, dan caranya agak menyebalkan. Ayi-3 mengatakan, dia minta bonus Imlek, seperti teman saya yang memberinya bonus juga. Saya bayarkan upahnya ditambah bonus. Kemudian saya katakan, setelah liburan Imlek dia tidak perlu bekerja lagi di tempat saya. (Kejam ya? hemm) 

Dia menyadari kelancangannya, dan mengembalikan bonusnya, tetapi saya tolak. 

Belakangan teman saya mengatakan dia tidak mempekerjakan lagi Ayi-3. Alasannya ada hubungan dengan uang juga.

Tidak lama setelah itu, teman saya Meili mengatakan bahwa ayi dia mungkin masih ada waktu kosong untuk bekerja di tempat saya. Ayi-4 bekerja 3 kali per minggu di tempat saya.

Ayi-4 mungkin seusia saya. Dia pendiam, ramah, dan rajin. Seorang pekerja keras, dan melakukan tugas dengan baik tanpa perlu diarahkan. Dia bekerja hingga hari terakhir kami di rumah itu, saat penyerahan kunci kepada pemilik rumah. Ayi-4 terlihat agak sedih kehilangan pekerjaannya. Karena kepindahan saya dan Meili dalam waktu bersamaan. 

Akan tetapi, pemilik rumah sepertinya tertarik untuk mempekerjakan Ayi-4. Saya lihat mereka bertukar nomor telepon. Saya yakin, orang baik dan jujur seperti Ayi-4 ini akan lancar rezekinya, dan selalu dilindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun