Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Anda Altruistis?

5 Agustus 2019   06:07 Diperbarui: 6 Agustus 2019   00:58 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar:personalityzihan

Setiap orang memiliki motivasi ketika berbuat baik. Altruisme hanya dapat dipastikan oleh kemurnian hati. Tidak ada niatan dan pikiran untuk mendapatkan balasan dari perbuatan baik yang dilakukan. Benar-benar murni adalah kebahagiaan membahagiakan orang lain, menolong atau membantu orang lain. Sama sekali tidak ada kepentingan bagi diri sendiri.

Oleh sebab itu, altruisme disebut adalah kebalikan dari egoisme. Semua manusia pada dasarnya memiliki ego, tetapi kadar egoisme setiap orang berbeda, dan pada hal-hal tertentu, keegoisan dapat dikalahkan oleh nurani. Altruisme mengambil tempat pada tingkat ego yang paling rendah, bahkan bebas dari keegoisan.

 "Altruisme, yang bukan egoisme, adalah steril" - Marcel Proust. Kemurnian hati dalam menolong orang lain dan kemurnian hati memberi kepada orang lain menjadi pondasi bagi altruisme. Murni tanpa memandang resiko bagi diri sendiri dan murni tanpa berharap balas jasa apa pun dan dalam bentuk apa pun.

Saat melakukan kebaikan dengan berkata: "Kapan-kapan kamu 'kan bisa tolong saya juga", itu bukan altruisme, sebab kebaikan yang diberikan telah menjadi utang jasa bagi orang yang menerima kebaikan itu. Kebaikan jenis ini memuat kepentingan diri sendiri. Tidak memerdekakan orang lain, melainkan mengikat orang untuk suatu ketika bila dibutuhkan orang itu harus sadar bahwa ia pernah dibantu sehingga ia harus siap pula membantu.

Altruisme adalah Golden Rule dalam dunia etika. Dalam agama-agama, altruisme umumnya dipahami sebagai unsur dari kebaikan, kemurahan hati, ketulusan, dan pengorbanan yang murni.

Contoh paham altruisme dalam keyakinan kepada Tuhan Yang Mahaesa: 

kita memberi bukan supaya kita diberkati oleh Tuhan, tetapi karena kita sudah diberkati oleh Tuhan.

Perbuatan memberi menjadi salah satu bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas rejeki atau berkat yang sudah diterima. Tidak ada tuntutan balas jasa dari orang yang diberikan bantuan dan juga tidak ada tuntutan kepada Tuhan untuk membalaskan kebaikan itu.

Dengan demikian, tidak ada kepentingan bagi diri sendiri dalam melakukan kebaikan. Yang ada hanyalah sukacita. Itulah altruisme.

Altruisme tergolong ke dalam kebajikan tingkat tinggi yang tampaknya tidak semua orang memilikinya. Akan tetapi, siapa tahu Anda memilikinya, maka berbahagialah, sebab

kearifan surgawi bukanlah hal seberapa kaya harta kita, tetapi seberapa kaya hati kita.

Apakah Anda altruistis?

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun