Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membermaknakan Suara Azan Bagi Umat non-Muslim di Indonesia

26 Agustus 2018   17:46 Diperbarui: 29 Januari 2019   17:11 2840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membermaknakan suara Azan bagi umat non-Muslim di NKRI adalah penting karena wawasan keimanan kita tidaklah sempit. Dengan dengan demikian kesatuan dan persatuan umat beragama di Indonesia tidak goyah, karena kita berdasar pada satu pengakuan bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa ber-Ketuhanan Yang Mahaesa.

Volume Suara Azan

Di tengah keriuhan hal volume suara Azan saat ini, kalau boleh berpendapat, justru ketika volume Azan itu sayup-sayup artinya tidak dengan volume keras, suara Azan itu menyentuh hati.

Suara Azan sesungguhnya bukan untuk telinga tapi untuk hati, bukan? Sasaran akhir suara Azan adalah hati manusia melalui pendengaran telinganya. Kalau volume suara terlalu keras bisa hanya untuk telinga tapi tidak landas di hati.

Banyak pelajaran yang harus dipetik dari kasus Ibu Meiliana untuk semua pihak. Semoga ke depan, pengaturan volume suara Azan ini bisa ditertibkan sesuai dengan peraturan yang sudah ada untuk itu.

Karena sesungguhnya, makna luas suara Azan itu bukan semata-mata untuk kaum Muslim, tapi untuk seluruh umat beragama untuk mengingat akan Allah Yang Mahaesa dan memeriksa kehidupan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun