Mohon tunggu...
Heni Susilawati
Heni Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - life with legacy

senang menulis tentang politik, demokrasi dan pemilu

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Antara Passion, Fashion, dan Gesture Bekerja di KPU

19 November 2020   08:15 Diperbarui: 19 November 2020   16:56 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/ MOH NADLIR)

Seragam KPU (dokumen pribadi, 2018)
Seragam KPU (dokumen pribadi, 2018)

Berikutnya, nih soal fashion. Yah pakaian. Nah apalagi sih yang mesti diperhatikan. Prinsip mendasar, kita mesti look imparsial. Dalam dunia poltiik warna itu tak netral, selalu diidentikan dengan warna parpol atau warna baju identitas paslon. Salah pake warna kostum kita bakal dipandang berpihak. 

Politics is a metter of perception. Jadi semua akan dipersepsikan secara liar. Urusan fashion, tren baju seragam KPU sangat terlihat ketika gelaran Pilkada Serentak 2015 dimulai. 

Unsur komisioner, sekretariat bahkan hingga ke badan adhok PPK, PPS, dan KPPS mengenakan baju dengan identitas kelembagaan yang kental seperti yang terlihat di pooto itu. 

Fashion model seperti itu jauh lebih aman dibandingkan kita mengenakan baju diluar itu, jikapun mengenakan batik usahakan agar warna cenderung netral. Urusan fashion juga fleksibel bergantung acara. 

Pada momentum tertentu, fashion menyesuaikan. Kadang baju blazer, atau jas dan baju adat setempat. Prinsipnya urusan fashion mah pilih warna yang netral.

Terakhir nih soal gesture. Hati-hati dengan bahasa tubuh kita misalnya jari. mengacungkan satu, dua atau lebih jari tangan juga rawan diperseikan liar. Salah-salah kita disangka pendukung partai atau paslon tertentu. Ribet amat yah.

Begitulah. politics is a metter of perception. Jadi kita harus mampu mengontrol bahasa tubuh. Jika kita ga punya indikasi keterlibatan sejak dari hati, sebenarnya aman saja. Karena dengan sendirinya kita bisa mengendalikan bahasa tubuh kita. 

Hati-hati juga dengan setiap ucapan kita dalam forum resmi dan tidak resmi. Hari ini gampang sekali merekam dengan video atau poto. Bahkan sering kali tanpa ijin. 

Ulasan lainnya berdasarkan pengalaman, hindari pertemuan dengan setiap pihak yang berkepentingan dengan posisi sebagia komisioner. Bertemu boleh, tapi di kantor. 

Bertemu boleh, tapi dalam acara-acara resmi KPU. Janan termia undangan ngopi, makan siang dan makan malam dengan para pihak yang punya kepentingan dengan jabatan kita. Demi menghindari fitnah, kadang ga disengaja aja bisa jadi blunder apalagi disengaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun