Mohon tunggu...
Susilo
Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

💦peace began with a smile 💦 ig: hengkisusilo_

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Corona dan Karma

2 Oktober 2021   14:10 Diperbarui: 2 Oktober 2021   14:18 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Corona dan Karma

IDN TIMES dalam sebuah artikel membagikan data lengkap COVID-19 di 34 Provinsi yang dilaporkan satgas penanganan COVID-19 pada Jumat (/1/10/2021) ada 1.624 kasus tambahan dalam 24 jam terakhir. Sehingga akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia sejak awal Pandemi mencapai 4.216.728. Angka kasus COVID-19 dilaporkan terus menurun, hal ini dilihat dalam 24 jam terakhir ada angka kasus menurun 1.274. 

Maka beranjak dari berita hari ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merefleksikan bagaimana awal hingga sekarang virus ini melanda Tanah Air kita. Namun, pada kesempatan ini saya ingin membagikan sedikit refleksi saya mengenai virus yang sedang tidak hanya melanda negara kita tetapi seluruh negara di dunia.

Pandemi virus corona menerpa hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia. Virus ini pertama kali dilaporkan di Wuhan, China sehingga kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia. Suatu pertanyaan yang sangat menarik untuk kita refleksikan bersama. Apakah virus corona itu termasuk karma? 

Di Indonesia, khususnya diberbagai daerah, masih ada yang belum percaya adanya virus ini walaupun jumlah orang yang terpapar virus ini semakin bertambah, bahkan sampai yang meninggal terus bertambah. Virus Corona adalah salah satu jenis penyakit sampar, untuk itu seluruh masyarakat harus memahami betapa pentingnya menyadari bahaya dan akibat fatal dari penyakit ini. Orang-orang yang tidak peduli atau tidak percaya dengan Virus Corona berarti tidak percaya akan adanya penyakit-penyakit lain.

Kita boleh memaknai bahwa Virus Corona yang sedang melanda negara kita ini bahkan setiap negara di dunia adalah bentuk dari 'karma' dari apa yang telah kita perbuat terhadap alam. 

Terlalu jauh untuk memahami permasalahan secara universal, tetapi mari kita melihat dan merefleksikan kembali yang telah kita lakukan sebagai warga negara apakah kita sudah menjaga alam ini dengan baik. 

Kita tahu bahwa salah satu penyebab Virus Corona ini, ada kaitannya dengan beberapa hewan seperti kelelawar, ular dan trenggiling. Seperti yang kita ketahui tempat penularan pertama diduga berkaitan dengan pasar liar makanan laut dan hewan hidup di China.

Sadarkah kita bahwa di Indonesia berbagai jenis hewan sudah hampir punah, setiap daerah yang memiliki habitat satwa yang khas sekarang sebagian besarnya berkurang yang disebabkan oleh ulah manusia.  Segala jenis binatang diburu dan dibunuh untuk dijual oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. 

Kita tidak mencari siapa yang salah, tetapi mari kita Bersama-sama menyadari betapa pentingngnya menjaga alam dan segala makhluk di dalamnya. Kita tidak menyalahkan mereka yang telah merugikan alam, tidak pula berkesimpulan bahwa merekalah sumber masalah ini. 

Tidak salah kita menengok ke belakang, berharap di kemudian hari kesadaran ini tertanam dalam sanubari kita. Kita sebagai penghuni di dunia ini wajib menjaga kelestarian alam, tidak hanya untuk kita tetapi untuk generasi setelah kita.

Karma sedang kita hadapi, segala cara dari berbagai kalangan bersama mencurahkan perhatian pada Virus Corona yang melanda bumi kita tercinta. 

Pemerintah Indonesia sendiri telah berupaya memberantas dengan segala cara. Salah satunya adalah dengan menetapkan peraturan protokol kesehatan.

 Inilah kewajiban kita sebagai warga negara yang baik, bahkan tidak hanya itu tetapi inilah saat kita yang telah percaya dan menyadari dampak dari perbuatan kita saat ini maupun di masa depan. Mentaati protokol kesehatan adalah hal yang sederhana yang perlu kita lakukan untuk bersama memberantas virus ini.

 Protokol kesehayan yang perlu kita lakukan antara lain adalah memakai masker, tidak bergerombolan, mencuci tangan, isolasi mandiri, menjaga daya tahan tubuh serta membersihkan rumah. Hal ini sederhana sekali, seharusnya tidak sulit untuk dilakukan, tetapi mari kita lihat prakteknya. 

Banyak di antara masyarakat kita yang belum menyadari dan mengabaikan aturan yang telah ditetapkan pemerintah, hal ini dapat kita lihat di swalayan masih banyak warga yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.

 Lebih lagi, mari kita lihat apakah kasus dari virus ini semakin bertambah atau berkurang. Bukankah setiap harinya di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. 

Tidak cukup hanya sadar jika tidak memiliki ketakutan akan penyakit ini. Padahal penyakit ini sungguh menyakitkan bahkan mematikan. Inilah yang namanya karma berkelanjutan, karena kita tahu ini adalah virus yang mematikan, tetapi banyak di antara kita yang tenang-tenang saja akhirnya apa?

Karma berkelanjutan dapat kita maknai teruntuk mereka yang tidak percaya akan adanya Virus Corona ini. Di masa pandemi ini, karma kemungkinan besar teruntuk mereka yang tidak percaya akan virus. Tentu tidak terlepas bagi mereka yang percaya, tetapi kemungkinannya sedikit. 

Mengapa? Orang yang percaya dan menyadari bahaya dari virus ini akan 'berhati-hati' ia akan melindungi dirinya dengan perisai yang kuat, paling tidak mematuhi protokol kesehatan, sebab mereka sadar sakit itu sungguh menyakitkan bahkan sampai mematikan. Di sinilah kita yang percaya dan sadar diajak berperan untuk mengingatkan mereka terus menerus.

Maka dari itu, menyadari kesalahan dan memperbaikinya untuk hidup sekarang dan generasi mendatang adalah bentuk perbuatan mulia bagi alam maupun sesama kita. Pemerintah telah berusaha dengan keras untuk memutuskan mata rantai virus ini, mari kita bantu dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Tegur dan rangkul mereka yang belum percaya akan bahaya dari virus ini, dengan demikian kita tidak hanya memutuskan mata rantai corona tetapi mata rantai karma yang jika tidak diputuskan akan terus berkelanjutan.

Salam sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun