Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menikmati Bully?

28 Juli 2018   08:48 Diperbarui: 28 Juli 2018   09:18 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by pixabay/ bully-an seringkali terjadi pada minoritas, tapi jangan takut buat sasaran bully-an atau orang tua yang anaknya jadi sasaran bully-an, baca artikel ini sampai tuntas

Apakah ada yang setuju dengan saya kalau fase dalam kehidupan yang paling akan berpengaruh terhadap masa depan adalah masa kanak-kanak menuju masa remaja. Banyak hal-hal yang menyenangkan mulai banyak hal-hal baru yang akan diketahui, kebebasan dari aturan, dan perhatian dari orang dewasa terkhusus dari orang tua. Namun, saya yakin mungkin ada yang tidak bisa menikmati betapa menyenangkan masa-masa itu akibat bully-an.

Bukti betapa tidak menyenangkan perbuatan bully-an sudah banyak beredar mulai dari depresi ringan ataupun ada yang berujung tindakan mengakhiri hidup. Dari waktu ke waktu bully-an lazim terjadi dan tanpa dapat diketahui akar penyebabnya karena seringkali tidak masuk logika hingga hilang sendiri setelah memasuki masa remaja. 

Saya dapat mengatakan bully-an adalah bagian dari fase peralihan dari anak-anak ke dewasa yang lumrah terjadi, namun tidak menutup kemungkinan akan berlanjut sampai masa dewasa jikalau si Anak gagal untuk dapat menyikapi bully-an.

Saya rasa sasaran bully-an adalah minoritas atau dapat dikatakan sebagian kecil dari populasi. Akibatnya sasaran bully-an sering kali merasa terkucilkan (terasing). Bully-an pada umumnya sering dilakukan di sekolah, hal tersebut lumrah karena jumlah orang dewasa dalam hal ini guru sebagai pengawas tidak mungkin dapat memperhatikan setiap waktu setiap anak ditambah sekolah merupakan tempat menghabiskan banyak waktu harian anak, tidak bisa dibanyangkan betapa tersiksanya sasaran bully-an.

Apakah anak anda atau anda menjadi sasaran bully-an?

Sedikit analisa dari saya, bully-an dapat dianalogikan sebagai sebuah perangkap. Anda dapat memilih untuk terperangkap ataupun untuk tidak terperangkap. Meskipun, terkadang atas suatu kondisi seseorang akan terperangkap. Namun, yang perlu dipahami bahwa bully itu dapat dihindari oleh seseorang yang menjadi sasaran bully. Apa saja hal yang harus dimiliki untuk dapat menghindari bully-an:

  • Tetapkan Tujuan

Anda adalah insan berharga tentu anda memiliki tujuan, baik itu berupa prestasi akademik ataupun non-akademik ataupun cita-cata yang lebih tinggi. Jadi anda tidak lah perlu mengambil pusing dari bully-an yang mungkin anda dapat karena anda tidak perlu memikirkan yang perlu anda perhatikan ya cukup tujuan anda saja. Kalaupun terpaksa harus menjadi sasaran bully-an ya diterima saja, dan tidak perlu memberikan respon balik (melawan) karena itu tidak mempengaruhi pencapaian tujuan anda (cuek aja).

  • Miliki Teman Dekat

Tentu pada dasarnya tidak semua orang itu menjadi anda sasaran bully-an, tetapi ada juga orang yang netral ataupun bahkan ingin dekat dengan anda. Namun, seringkali anda tidak merasakan kehadiran mereka karena hanya fokus betapa perasaan sakit akibat di bully. Untuk itu, coba pikir jernih, pasti anda akan menemukan kehadiran orang-orang itu.

  • Konsisten

Dan jadi konsistenlah terhadap hal yang anda anggap baik, karena baik buruk adalah relatif yang akan menghasilkan sesuatu di kemudian hari. Tentu selama hal yang anda lakukan sesuai dengan tata tertib dan norma yang berlaku tentu lakukanlah hal tersebut, meskipun menjadi pemicu sasaran bully-an. Tetapi, perlu diingat meskipun konsisten jangan sampai menutup diri dari saran, karena antara saran dan bully-an terkadang beda tipis, jadi anda juga harus peka.

Ya, saya rasa bully-an itu biasa aja, jika bisa disikapi justru bully-an dapat dinikmati. Bully-an sebagai serangan psikis ataupun bahkan fisik yang anda dapat justru membuat anda menjadi pribadi yang kuat di kemudian hari. Bersyukurlah karena anda pernah di bully, karena anda telah merasa kan hal-hal yang belum tentu dirasakan orang lain. Dan anda juga pasti akan lebih kuat.

Pesan buat orang tua, jika anak anda menjadi sasaran bully-an. Jangan bantu mereka secara langsung, tetapi bekali dengan tips-tips sebagai mana telah saya sampaikan. Untuk tanya jawab dapat meninggalkan komentar di bawah. Atau dapat follow twitter saya: @henggar.prasetyo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun