Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Urgensi Seorang Narasumber dalam Rapat

25 September 2020   10:12 Diperbarui: 25 September 2020   15:09 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keynote speaker| Photo by Kane Reinholdtsen on Unsplash

Jika memang anggaran selalu jadi biang kerok, menurut penulis pejabat di tingkat pusat harus sudah memikirkan kebijakan apa yang harus dibuat dalam membangun/ meningkatkan kapasitas jajaran di bawahnya.

Saat ini hampir semua kegiatan tatap muka telah ditinggalkan dan digantikan dengan tatap muka daring. Cobalah dengan membuat video-video yang membahas tema bersangkutan dan yang sifatnya teknis.

Jika video itu durasinya 4 jam, bisa dibagi menjadi 4 sesi. Nontoh anime, drakor, atau film di bioskop saja mampu berjam-jam, masakan mengikuti kegiatan yang meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja itu tidak mampu.

Bukan jajaran di bawah tidak mampu, tapi memang sarananya yang tidak tersedia. Harus ada komitmen yang tinggi dari pejabat di tingkat pusat dalam hal ini. Tidak boleh lagi "mengkambinghitamkan" anggaran.

Tentunya video itu harus digarap dengan sungguh-sungguh. Tidak sekadar atau asal-asalan dari segi kejelasan suara, penerangan, dan sebagainya. Hal ini bisa lebih banyak menghemat anggaran, dibandingkan dengan harusnya peserta rapat datang ke Provinsi atau pusat, bayar tiket pesawat/ taksi, penginapan, konsumsi, uang harian, kuotanya pun terbatas dan sedikit sekali.

Dengan adanya metode-metode pengajaran online, itu akan menjangkau banyak audiens dan menghemat banyak anggaran. Tidak perlu lagi harus mengundang narasumber yang "Ha ho ha ho".

Daerah butuh narasumber berkualitas. Akankah pejabat di pusat lebih memperhatikan hal ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun