Mohon tunggu...
hendrik setiawan
hendrik setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Suka bersosialisasi dalam komunitas, suka mengajar, mendirikan sebuah rumah belajar, suka membaca, berolahraga lari dan sepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

5 Desember 2023   04:56 Diperbarui: 5 Desember 2023   05:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A.  Latar Belakang Masalah

Kondisi yang menjadi latar belakang siswa cukup sulit berpikir kritis dan memecahkan masalah.  Faktor internal yang menyebabkan siswa tidak dapat memecahkan masalah antara lain kurangnya pemahaman terhadap materi pelajaran sehingga mengalami kesulitan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilannya untuk memecahkan masalah, kurangnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif sehingga kesulitan dalam merumuskan masalah, mencari informasi, dan mengembangkan solusi yang tepat. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal yang menyebabkan siswa tidak dapat memecahkan masalah adalah pembelajaran yang kurang berorientasi pada pemecahan masalah. Hanya berfokus pada penyampaian materi sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.

Karakteristik afektif masalah kesulitan berpikir kritis dan memecahkan masalah siswa diantaranya adalah:

  • Ketidakpercayaan diri. Siswa yang tidak percaya diri dengan kemampuannya cenderung menghindari tantangan dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas-tugas yang mudah. Mereka juga lebih rentan untuk menyerah ketika menghadapi kesulitan.
  • Kurang motivasi. Siswa yang kurang termotivasi untuk belajar cenderung tidak tertarik untuk mempelajari keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Mereka juga lebih mudah teralihkan dan tidak fokus.
  • Kurang rasa ingin tahu. Siswa yang kurang memiliki rasa ingin tahu cenderung tidak tertarik untuk mengeksplorasi informasi baru. Mereka juga lebih suka menerima informasi yang sudah diberikan kepada mereka tanpa perlu berpikir ulang.
  • Kurang berani mengambil risiko. Siswa yang kurang berani mengambil risiko cenderung lebih memilih untuk bermain aman dan menghindari situasi yang tidak pasti. Hal ini dapat menghambat mereka untuk mencoba strategi baru dan belajar dari kesalahan mereka.

Karakteristik kognitif kesulitan berpikir kritis dan memecahkan masalah siswa diantaranya adalah:

  • Kurang pengetahuan dan pemahaman. Siswa yang kurang pengetahuan dan pemahaman tentang suatu topik akan kesulitan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah terkait topik tersebut.
  • Kurang keterampilan berpikir. Siswa yang kurang keterampilan berpikir, seperti keterampilan berpikir logis, berpikir kreatif, dan berpikir kritis, akan kesulitan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
  • Kurang pengalaman. Siswa yang kurang pengalaman dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan tersebut.

Karakteristik behavior kesulitan berpikir kritis dan memecahkan masalah siswa diantaranya adalah:

  • Siswa tidak mengajukan pertanyaan atau komentar dalam pembelajaran.
  • Siswa tidak berpartisipasi dalam diskusi atau debat.
  • Siswa tidak menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan teliti.
  • Siswa mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan.
  • Siswa tidak mau mengambil risiko.

B.   Praktik ini penting untuk dibagikan

Praktik ini penting untuk dibagikan karena beberapa alasan mendasar, diantaranya:

1.   Bagi Siswa 

Secara afektif, dapat membangun motivasi, kepercayaan diri siswa, memberikan umpan balik positif kepada siswa, mendorong mereka untuk mencoba tantangan baru, dan memberikan dukungan kepada mereka ketika mereka menghadapi kesulitan. Meningkatkan motivasi siswa. 

Secara kognitif, memberikan pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah secara eksplisit, serta adanya kesempatan siswa untuk berlatih keterampilan tersebut.

Secara behavior, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Lingkungan yang aman, positif, dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. 

 Secara psikomotorik, memberikan latihan secara berulang-ulang. Ssehingga dapat mengembangkan keterampilan tersebut. Siswa menggunakan teknologi untuk memiliki pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik.

2.  Bagi Guru

Sebagai bahan referensi bagi guru-guru lain untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ini. Menjadi motivasi bagi saya dan guru-guru lain untuk dapat mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya dan untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

C. Peran dan Tanggung Jawab

Peran dan Tanggung Jawab pada praktik pembelajaran ini, saya sebagai guru yang bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif, terintegrasi dengan Literasi, HOTS serta dengan menggunakan Project Based Learning (PjBL), metode pembelajaran diskusi kelompok dan presentasi hasil karya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah peserta didik dalam penerapan layout desain interior ruang kantor. Pembelajaran berbasis proyek menuntut peserta didik untuk menyelesaikan proyek secara berkelompok. Dalam proyek ini peserta didik diminta membuat layout desain interior kantor dengan menerapkan prosedur layout desain interior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun