Mentalitas yang Runtuh dan Kesempatan yang Terbuang
Ketika memasuki zona degradasi di akhir putaran kedua, PSIS sebetulnya masih memiliki peluang untuk menyelamatkan diri. Beberapa laga tersisa menghadapkan mereka pada tim-tim dengan kekuatan seimbang. Namun, mentalitas yang telah runtuh membuat PSIS gagal mengamankan poin penuh yang sangat dibutuhkan.
Dalam laga terakhir musim, PSIS harus menerima kekalahan tipis yang memastikan mereka terdegradasi. Tangis suporter, pemain, dan ofisial menyatu dalam suasana haru di Stadion Jatidiri. Sebuah klub besar dengan sejarah panjang harus menerima kenyataan pahit: terdegradasi ke Liga 2.
Langkah ke Depan: Antara Introspeksi dan Kebangkitan
Degradasi bukan akhir dari segalanya, tetapi merupakan cermin besar untuk melihat ke dalam. PSIS Semarang harus menjadikan musim ini sebagai pelajaran berharga. Klub perlu melakukan evaluasi total, mulai dari level manajerial hingga teknis. Penyegaran di tubuh manajemen, penunjukan pelatih dengan visi jangka panjang, serta pembangunan tim yang lebih solid dengan pemain muda potensial bisa menjadi jalan kebangkitan.
Dukungan dari suporter akan tetap menjadi elemen penting. PSIS adalah bagian dari identitas kota Semarang, dan kebangkitannya membutuhkan keterlibatan semua pihak. Liga 2 bukan tempat ideal bagi Mahesa Jenar, namun bisa menjadi panggung bagi mereka untuk membangun ulang fondasi dan kembali dengan lebih kuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI