Mohon tunggu...
Hendra W Saputro
Hendra W Saputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Technopreneur dan Digital Marketer

Technopreneur, Digital Marketer, Website Hoster & Developer di https://www.boc.co.id. Blogger di www.hendra.ws. 💗 Alam & Sosial Kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kalian Pikir Bikin Startup Mudah?

7 April 2017   21:49 Diperbarui: 8 April 2017   05:30 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Budi Satria Isman, mantan CEO Coca Cola dan CEO Sari Husada (susu SGM), penggagas gerakan wirausaha nasional Onein20 pernah berkata dalam sebuah seminar wirausaha. Ketika bikin startup bisnis bayangannya akan jadi CEO. Ternyata fakta CEO yang dimaksud adalah Chief Everything Officer. Everything? Iya, semua kegiatan usaha diawal dilakukan sendiri dulu!

Bikin produk sendiri, atau nge-coding sendiri. Nge-design sendiri. Marketing sendiri. Presentasi sendiri. Kirim produk, pake motor sendirian. Nagih, sendirian juga. Pembukuan, boro-boro. Makan aja sering telat, apalagi mandi. Pacar? Mana ada yang mau, lha wong bau dan nggak punya waktu untuk sekedar hangout.

Pak Yansen Kamto, CEO Kibar Kreasi Indonesia, penggagas gerakan nasional 1000 startup digital Indonesia, tidak sepakat dengan pola-pola bikin ide startup yang akhirnya diberikan pendanaan (funding) sebagai penghargaan atau imbalan.

Masih menurut Pak Yansen, bikin startup itu goalnya omzet dan profit. Produk dan validasi pasar nya jelas dan ada. Bukannya sebatas business plan trus diberi pendanaan. Maka pola proses dalam gerakan dia adalah di ubah dengan tidak ada penghargaan dan tidak ada pendanaan. Murni startupers harus berjuang sendiri dan selama dalam gerakan akan dapatkan pendampingan yang sifatnya dukungan sistem. Nanti kalau sudah terbukti berjalan, ada omzet, proven, bakal dipertemukan dengan investor. Walau tanpa investor pun startup itu di desain masih bisa hidup dan berkembang.

Kebanyakan orang berfikir, punya startup adalah jadi pengusaha. Bayangannya kalau sudah jadi pengusaha bakal punya banyak waktu luang. Punya banyak uang. Bebas mengatur waktu. Bebas liburan kapan dan dimana saja. Usahanya jalan pengusahanya jalan-jalan.

Kenyataannya?

Bikin startup itu ada yang kerjanya 20 jam per hari. Tidur cuma 4 jam. Bahkan harus begadang supaya kuota produksi tercapai! Libur? Jangan bayangkan bisa berleha. Hampir seluruh waktu adalah mikir usahanya.

Bikin startup itu masih belajar mengelola keuangan. Sang motivator bisnis berkata bahwa harus ada dana untuk produksi, marketing dan menabung. Ketika berhadapan dengan termin pembayaran yang berbulan-bulan dari pelanggan, apakah aturan idealis itu berjalan? Keburu 'kehabisan darah' alias operasional kedepan macet.

Bikin startup itu akan kena kegiatan yang tak terduga. Meeting yang awalnya terjadwalkan 2 jam, bisa-bisa molor karena alasan macet, karena pelanggan masih urus tamunya, pelanggan yang kena meeting mendadak dengan anak buahnya. Urus ini dan itu sehingga startupers harus menunggu dan terpaksa ikhlas menerima molor nya waktu. Terkadang harus mau dinomor duakan untuk meeting di malam hari.

Bikin startup itu ya bisa liburan kapanpun dan dimanapun berada namun, masih saja mikir usahanya! Di lokasi liburan telpon sana sini. Diatas boat penyeberangan ke sebuah pulau cantik masihlah terima telpon dari pelanggannya. Bahkan didalam mobil harus buka laptop untuk online perbaiki ini dan itu, kirim email sana sini. Walaupun update status nya berlatar belakang pantai nan eksotis, setelah itu akan toleh laptop disebelah nya. Kerja sambil liburan katanya.

Bikin startup itu bakal sering olah raga jantung dan latihan olah rasa. Harus selalu waspada dari tindakan yang tidak sesuai visi misi usahanya. Karena keterbatasan tenaga dan penguasaan teknis, bisa saja partner atau anak buah bertindak yang tidak pernah di duga sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun