Mohon tunggu...
Mochamad HendraSukmana
Mochamad HendraSukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Alumni Jurusan Pendidikan Sejarah UPI

Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Dwi Tunggal sampai Dwi Tanggal Soekarno dan Hatta 1945 - 195619

6 Mei 2020   17:03 Diperbarui: 6 Mei 2020   16:56 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perseteruan antara Drs. Moh. Hatta dengan Ir. Soekarno meningkat pada masa pemerintahan kabinet Wilopo yang mulai memerintah sejak tanggal 30 maret 1952. komposisi kabinet bentukan Wilopo tidak disukai oleh Ir. Soekarno walaupun Wilopo dari partai PNI. Wilopo sendiri merupakan temannya Drs. Moh. Hatta selama menjabat Menteri tenaga kerja semasa Hatta menjadi Perdana Menteri. Banyaknya pergolakan di di tubuh TNI dan menguatnya PKI membuat keadaan tidak bisa dikendalikan, termasuk keadaan ekonomi pada waktu itu yang semakin sulit.

Kabinet ini kemudian menyerahkan mandatnya pada Juni 1953. Jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu yang singkat 3 tahun membuat posisi Drs. Moh. Hatta semakin melemah dan sebaliknya posisi Soekarno dan golongan nasionalis lainnya semakin menguat dalam pengambilan kebijakan di pemerintahan. Kabinet berikutnya yang dibentuk adalah kabinet Ali Sastroamidjojo (Ali I).

Kmposisi Ali I yang tidak melibatkan Masyumi dan PSI tetapi melibatkan NU (pasca keluar dari Masyumi) banyak menimbulkan pergolakan. Tokoh-tokoh yang pro terhadap ide negara Islam mulai banyak menyerang kabinet Ali I, yang pada akhirnya banyak terjadi gejolak didaerah seperti di Aceh yang menginginkan mendirikan negra Islam. Persoalan lainnya yang menghinggapi selama pemerintahan Ali I adalah mengenai kebijakan luar negerinya yang menginginkan adanya kekuatan penyeimbang antara blok-Barat dengan blok timur degan menyelenggarakan konferensi asia-afrika.

Pertentangan antara Drs. Moh.  Hatta dengan Ir. Soekarno pada kabinet ini terjadi pada masalah pengangkatan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD). Ir. Soekarno dengan kekuasannya mengganti KSAD dengan personel militer yang dianggap tidak cocok oleh Drs. Moh. Hatta. Penunjukkan Bambang Utoyo sebagai KSAD oleh Ir. Soekarno banyak dikecam oleh kalangan senior militer yang dekat dengan Drs. Moh.  Hatta.

Kalangan senior menilai KSAD tunjukkan Ir. Soekarno tidak memiliki persayaratan untuk menduduki jabatan tersebut seperti senioritas dan kecakapan. Permasalahan ini tidak berlalurt-larut dan  Ir. Soekarno menyerahkn masalah ini ke Drs. Moh. Hatta untuk menyelesaikannya, sedangkan Ir.  Soekarno meninggalkan tanah air untuk melaksnakan Ibadah haji. Munculnya permasalahan ini menyebabkan Kabinet Ali I menyerahkan mandatnya kepada Drs. Moh.  Hatta karena Ir.  Soekarno masih berada di tanah suci Mekah.

Pada masa pemerintahan kabinet Burhanudin Harahap kekosongan kekuasaan ditubuh KSAD diisi oleh Abdul Haris Nasution sebagai perwira paling senior di tubuh AD. Peningkatan intensitas pertentangan antara Ir. Soekarno -- Drs. Moh. Hatta pada masa ini mulai dirasakan sangat panas. Penunjukkan Burhanudin Harahap oleh Drs. Moh. Hatta membuat Ir. Soekarno merasa dipinggirkan karena pengangkatannya tanpa sepengetahuannya.

Puncaknya terjadi ketika Bung Karno menolak menandatangani RUU (perjanjian KMB). Drs. Moh.  Hatta memandang Ir. Soekarno telah melakukan kesalahan besar karena sengaja mencari-cari masalah dalam urusan ini (Noer 1990:472-473). Kabinet Burhanuddin Harahap menyerahkan mandatnya pasca pemilu I tahun 1955 yang dimenangkan oleh PNI. PNI sebagai pemegang suara terbanyak dalam pemilu berhak menjadi fomatur dalam kabinet yang dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo (Ali II) pada tanggal 20 maret 1956.

Pertentangan antara Ir. Soekarno -- Drs. Moh. Hatta dalam kabinet Ali II mengalami puncaknya yaitu dengan berakibat perngunduran diri Hatta dari pemerintahan (Wakil Presiden). Terdapat beberapa alasan yang menyertai pengunduran diri Hatta.

  • Rauf, (2002:116) memandang bahwa pengunduran diri Drs. Moh. Hatta merupakan kumpulan akumulasi dari beberapa konflik yang terjadi antara Drs. Moh.  Hatta dengan Ir. Soekarno yang tidak bisa diakhiri,
  • Sedangkan Nasution (1994: 276) berpendapat bahwa ada dua kemungkinan yang harus diambil oleh Hatta yaitu mundur atau kudeta, atas pertimbangannya akhirnya Ia memilih mundur. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat ditarik benang merah dari peristiwa pengunduran diri Hatta merupakan kerugian yang sangat berharga dari Soekarno. Bung Hatta selama ini dikenal sebagai simbol keterwakilan luar Jawa sehingga muncul banyak pergolakan di daerah pasca pengunduran diri Hatta dari pemerintahan.

Dilihat dari sudut latar belakangnya antara kedua tokoh tesebut, Ir. Soekarno yang merupakan orang Jawa sedangkan Drs. Moh.  Hatta adalah orang Minang, ditinjau dari pribadinya sangat jelas terlihat terdapat potensi yang besar untuk terjadinya pertentangan (Rauf, 2000:115-117). Kedua tokoh ini mempunyai perbedaan pandangan satu sama lain, terutama strategi dan orientasi politik.

Di satu sisi Ir. Soekarno ingin melanggengkan dominasinya meneruskan perjuangan revolusi, pada sisi lainnya Drs. Moh. Hatta telah berfikir maju untuk segera mengakhiri Revolusi menuju kearah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya (Nasution, 1995:276).  Ir. Soekarno adalah seorang solidarity maker yaitu seorang pemimpin yang pandai menarik simpati massa dan menggerakkan mereka untuk tujuan tertentu, sedangkan Drs. Moh. Hatta adalah seorang administrator yang ahli dalam penyelenggaraan negara namun tidak terampil dalam menghadapi massa.

Ir. Soekarno tidak mendapatkan pendidikan di Luar Negeri (Barat) sehingga menganggap nilai-nilai budaya Barat tidak berpengaruh baginya dan tidak dianggap penting. Berbeda dengan Drs. Moh. Hatta yang memperoleh pendidikannya di Belanda yang menyebabkannya bersimpati terhadap nilai-nilai budaya Barat, seperti demokrasi Barat (Herbert Feith 2001:10-11).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun