Kasus pembunuhan Mirna Salihin yang disebabkan oleh kopi beracun, yang melibatkan Jessica Wongso, masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Sebuah film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso di Netflix menjadi sorotan baru-baru ini. Namun, apakah film dokumenter ini benar-benar mengungkapkan seluruh fakta dari persidangan yang sebenarnya?
Pertama-tama, ada mitos yang berkembang bahwa Jessica tidak memiliki motif kuat untuk membunuh Mirna. Otto Hasibuan, pengacara Jessica, mengklaim bahwa Jessica tidak akan membunuh Mirna hanya karena saran untuk putus dari pacarnya. Namun, kasus ini tidak sesederhana itu. Mirna sebenarnya tidak hanya menyarankan agar Jessica berpisah dari pacarnya, tetapi juga menggambarkan pacar Jessica sebagai orang yang kasar, tidak punya modal, dan pengguna narkoba. Ini jelas membuat Jessica marah dan sakit hati, sehingga ia memutuskan hubungan dengan Mirna, seperti yang diungkapkan dalam putusan Mahkamah Agung.
Fakta berikutnya adalah bahwa Jessica benar-benar menutupi gelas kopi Mirna dengan tas belanjaannya, sehingga tidak ada yang bisa melihat apa yang ia lakukan. Hanya Jessica yang berada di dekat kopi itu sejak pesanan dibawa ke meja hingga saat Mirna tiba. Namun, dalam dokumenter Netflix, ini tidak dijelaskan dengan detail.
Selain itu, Jessica membeli tiga sabun di toko sebelum pergi ke kafe, dan ini juga tidak diperjelas dalam film dokumenter. Bahkan, Jessica meminta agar sabun-sabun itu dibungkus secara terpisah dalam tiga kantong kertas, yang membingungkan banyak orang.
Ada mitos yang mengklaim bahwa orang lain yang mencicipi kopi Mirna tidak merasa sakit atau terpengaruh oleh racun. Namun, para saksi dalam kasus ini mengakui bahwa mereka merasakan rasa aneh setelah mencicipi kopi Mirna. Dua staf Olivier Cafe bahkan mencuci mulut mereka dan mengaku merasa pusing dan mual. Hani, sahabat Mirna, juga merasa pusing dan harus meminum obat anti-racun.
Satu fakta penting yang diabaikan dalam film dokumenter adalah hilangnya celana panjang Jessica. Celana ini hilang setelah insiden kematian Mirna, dan rekaman CCTV menunjukkan bahwa Jessica tidak berusaha membantu Mirna atau bergerak sama sekali. Ini adalah informasi krusial yang seharusnya disajikan secara lebih rinci.
Mitos terakhir adalah klaim bahwa tidak ada racun di tubuh Mirna berdasarkan temuan Laboratorium Kriminalistik Polri. Namun, Mahkamah Agung secara tegas menyatakan bahwa temuan ini tidak sesuai dengan fakta yang benar. Hasil otopsi lambung Mirna menunjukkan adanya sianida, meskipun dalam dosis yang tampaknya kecil. Namun, matematika menjelaskan bahwa dosis yang diperlukan untuk membahayakan seseorang bergantung pada berat badan. Dengan berat badan Mirna yang 60 kg, dosis sianida yang ada sudah cukup untuk membahayakan nyawanya.
Film dokumenter Ice Cold mungkin telah menimbulkan kontroversi, tetapi terdapat fakta-fakta penting yang tidak disampaikan dengan lengkap. Kasus ini melibatkan detail-detail yang rumit, dan pemirsa harus mencari informasi lebih lanjut sebelum membuat kesimpulan. Mungkin saatnya kita kembali ke dokumen resmi, seperti putusan Mahkamah Agung, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kasus ini. Pada akhirnya, keadilan harus diutamakan, dan semua fakta dan bukti harus dievaluasi dengan cermat sebelum membuat keputusan akhir. (*)
~ H.J.H.J.