Perilaku "peduli anak" ini kerap ditafsirkan secara bias oleh para orang tua maupun pendidik. Hingga aturan dan batasan pembelajaran di lingkungan sekolah menjadi tidak optimal. Hal ini biasanya dikarenakan berbagai kepentingan individu dalam mencapai tujuannya. Seperti dalam berbagai kasus yang marak belakangan ini di dalam dunia pendidikan.
"Seorang dokter coas dipukuli gara-gara jadwal jaga".
Dasar kemandirian ini menjadi penting, guna dipahami dan ditanamkan sedari dini. Tak lain bertujuan untuk menumbuhkan rasa kemandirian generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan global. Termasuk peran orang tua, dengan kesadaran penuh atas pendidikan yang positif bagi anak-anaknya.
Dalam aspek ini, dijelaskan bahwa institusi strategis tidak cukup hanya menanamkan kecerdasan iptek semata, karena kepribadian mandiri dan moralitas yang baik adalah kunci generasi tangguh (Musbikin, 2021:11).
3. Krisis Mentalitas
Era digital yang masif menyandera berbagai lini kehidupan, secara tidak langsung memberi dampak negatif bagi generasi muda. Tak lain karena terhambatnya ruang eksplorasi terhadap lingkungan sekitar. Sebuah kesadaran atas perilaku manusia yang terjebak dalam dunia digital secara langsung.
Krisis mentalitas ini menjadi faktor utama terjadinya krisis identitas kebangsaan. Tidak berani mengambil peran dan tindakan dalam berbagai peristiwa disekitarnya adalah contohnya. Namun, hal ini biasanya sangat berbeda dalam dunia digital, sebagai ruang unjuk jati diri tanpa bersentuhan langsung dengan lingkungannya.
Inilah yang menyebabkan generasi muda saat ini dianggap tidak pandai memahami keadaan. Walau tidak dapat dikatakan seluruhnya. Namun, catatan BPS per Agustus 2024 menyebutkan bahwa 7,4 juta generasi muda non-pekerja mayoritas ada pada lulusan kejuruan. Sebuah catatan penting yang tentunya harus menjadi perhatian bersama.
Dimana keberhasilan seseorang tergantung pada kemampuannya mengelola tekanan. Dalam hal ini pendidikan mental dapat menjadi aspek penting dalam pembelajaran. Tak lain guna membangun karakter agar dapat dilatih, dibimbing, dan diarahkan supaya dapat menjadi manusia seutuhnya (Munafisah, 2023:47-48).
...
Demikian 3 poin penting yang dapat dijelaskan, tentunya dalam upaya bangsa menuju Indonesia Emas. Tak lain demi rancang bangun ruang pendidikan agar dapat memfasilitasi generasi muda dengan baik. Termasuk melalui kebijakan kurikulum yang mengikat dan sesuai dengan tantangan di masa datang.