Serangan terbuka dan frontal dari pintu utama membuat puluhan orang seketika menjadi korban keganasan senapan mesin Belanda. Tidak ada pilihan untuk mundur demi melanjutkan perjuangan hingga titik darah penghabisan. Terbilang, hanya beberapa pasukan Belanda terluka dalam peristiwa ini.
Terlebih, karena pasukan Belanda sudah pengalaman dalam memadamkan perlawanan dari balik jeruji besi. Seperti apa yang pernah terjadi di penjara Banceu pada 17 Agustus 1948. Berawal dari insiden tersebut, maka persenjataan di dalam penjara dimimalisir agar tidak memicu aksi perebutan dan perlawanan.
Sekiranya apa yang terjadi kala itu di Kedunggede adalah bukti bahwa para pejuang tidak akan mengendurkan semangat juangnya dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Terdata, sekurangnya ada 47 orang yang gugur dari para penghuni penjara, sisanya luka-luka dan dikembalikan ke penjara. Beberapa diantara dikirim ke penjara lain, guna mengurangi over kapasitas.
Jika banyak yang mengkategorikan peristiwa ini sebagai pemberontakan, maka sejatinya dapat diambil kesimpulan, bahwa peristiwa ini adalah bagian dari perjuangan. Yang tentu saja agar dapat terus dikenang sebagai bentuk pengetahuan kita demi rasa cinta kepada sejarah bangsa sendiri. Semoga bermanfaat.