Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Generasi Muda Melupakan Sejarah Bangsanya Sendiri

3 Agustus 2022   20:10 Diperbarui: 3 Agustus 2022   20:19 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Mendongeng bersama.

Sejenak kita renungkan bersama, masa-masa pandemi dan kengerian learning lost yang tampak nyata adanya. Terlebih dengan sedikitnya waktu yang diberikan ketika mengajar sejarah saat ini.

Sekiranya semua tahu, bahwa dalam kurikulum baru, mata pelajaran sejarah tidak menjadi hal yang prioritas. Dari awal seminggu bisa dua kali, saat ini menjadi satu kali, dengan jumlah jam hanya 90 menit.

Waktu yang cukup singkat bila kita berkisah tentang, misal Perang Jawa, atau Perang Bali yang bisa sampai bertahap-tahap peristiwanya. Atau kisah Bandung Lautan Api, yang rasanya tidak mungkin selesai dalam waktu 90 menit kotor.

Seandainya kita bisa mengenang, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya sendiri. Atau senada dengan Bung Karno, yang berujar, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah!". Lantas, apa yang bisa kita lakukan melihat realitas saat ini? Khususnya bagi generasi muda.

Apa yang bisa dibanggakan kelak, jika suatu generasi tidak kenal siapa itu Pattimura? Bagaimana kekejaman PKI ketika melakukan pemberontakan? Apa yang dapat kita lakukan melihat fenomena ini semua?

Rosulullah SAW, diminta malaikat untuk iqro. Begitupula ketika kita diajarkan membaca oleh orang tua kita dahulu. Terkadang dengan cara paksaan, atau melalui pendekatan penyadaran diri. Semua hanya metode, dengan waktu yang besar tentunya.

Tetapi tidak untuk saat ini. Kekhawatiran besar adalah terhadap generasi yang kehilangan jati diri. Karena itu hal penting bagi masa depan bangsa.

Berbagai simulasi dan survei yang pernah penulis lakukan selama masa pandemi dalam konteks sejarah, faktanya memang ada yang hilang. Sejarah Indonesia kelak akan hilang jika tidak ada upaya untuk menjaganya.

Dari 100 responden tingkat pendidikan menengah hingga atas, 75 persen diantaranya tidak ada yang mengenal siapa saja pahlawan revolusi. Bagaimana pendapat saudara bila hal ini secara faktual terjadi di negeri ini?

Tentu tidak bermaksud untuk saling kritik dalam kesempatan ini. Melainkan saling mengerti, bagaimana cara kita (masing-masing) memberi penyadaran terhadap generasi muda saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun